Widya akhirnya mengikuti Bima ke arah Tipak Talas, tempat yang dilarang Pak Prabu.
Semakin jauh ke dalam, Widya bisa mendengar suara kidung yang biasa dia dengar saat di bilik mandi atau saat dia ditemukan oleh Wahyu sedang menari.
Ke arah bawah, dia melihat sanggar yang pernah diceritakan Ayu. Dari kejauhan bentuk tempat itu digambarkan seperti balai desa tapi lebih besar dengan lantai panggung.
Baca juga: KKN di Desa Penari Raup 3 Juta Penonton dalam 9 Hari, Manoj Punjabi: tapi Layarnya Belum Optimal
Di bawah sanggar ada gubuk dan Widya mendengar suara Bima. Berusaha mencari celah untuk mengintip, Widya dibuat terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Widya menyaksikan langsung Bima sedang berendam di Sinden (kolam) disekitarnya, ia dikelilingi banyak sekali ular besar," demikian tulis akun tersebut bercerita.
Widya berlari diiringi suara gamelan, sambil lari Widya sadar orang yang menari itu adalah Ayu.
"Matanya Ayu sembab, seperti sudah menangis lama, tapi gelagat ekspresi wajahnya seperti menyuruh Widya lari," tulis @SimpleM81378523.
Widya berlari, menangis, dan saat kembali ke jalan setapak, dia melihat anjing hitam seolah memandunya keluar dari tempat itu.
Dari cerita versi Nur, diketahui bahwa anjing hitam itu merupakan jelmaan dari Mbah Buyut.
Rupanya Widya sudah hilang sehari semalam, sementara Ayu ditemukan dalam kondisi tak bisa memejamkan mata, sementara Bima ditemukan dalam kondisi kejang-kejang.
Mbah Buyut menyambut kedatangan Widya, menyuguhkan kopi yang kali ini dirasakan Widya sangat pahit.
"Koncomu ngelakoni larangan sing abot, larangan sing gak lumrah gawe menungso opo maneh bangsa demit (temamu melakukan pantangan yang tidak bisa diterima manusia apalagi bangsa halus)," kata mbah Buyut.
Ternyata, ular yang dilihat Widya itu merupakan anak dari Bima dengan sosok yang bahkan enggan disebut oleh Mbah Buyut itu.
Atas perbuatan mereka di sinden itu, Ayu dan Bima harus menanggung akibatnya, Ayu harus menari mengelilingi hutan, sementara Bima menikahi yang punya sinden yaitu Badarawuhi.
"Bima kudu ngawini Badarawuhi, anak'e iku wujud'e ulo, sekali ngelahirno isok lahir ewonan ulo (Bima harus mengawini Badarawuhi, anaknya itu berwujud ular, sekali melahirkan bisa lahir ribuan ular)," ucap Mbah Buyut itu pada Widya.
Akibat kejadian tersebut, KKN mereka dicoret. Baca cerita lengkapnya di link Twitter berikut ini.
KKN di Desa penari-
Horror Story-@bacahorror #bacahorror pic.twitter.com/QM0zY8m9rj
— SimpleMan (@SimpleM81378523) June 24, 2019
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.