"Kalau kita produser film menyikapinya dengan membuat film budget rendah atau menengah. Itu bisa ditutupi dengan cara menjual ke OTT langsung. Mereka nilai belinya sama dengan produksi kita," ujarnya.
Di sisi lain, Joko Anwar masih memercayai kekuatan bioskop, meski sempat terguncang di masa pandemi.
Bioskop, menurut Joko Anwar, masih menjadi salah satu alternatif paling efisien untuk menayangkan sebuah film.
Baca juga: Joko Anwar Rilis First Look Pengabdi Setan 2: Communion
Sebab sebagian besar orang Indonesia masih senang nonton di bioskop.
"Tentu saja harus tetap bioskop. Pasar kita besar, tapi 90 persen penonton masih di bioskop. Revenue sebuah film Indonesia itu 90 persen masih bioskop. Sisanya itu masih OTT, atau televisi seperti RCTI, Indosiar dan lainnya," ucap Joko Anwar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.