Wes Greene dari Slant Magazine, Jumat (22/3/2019), mengatakan, di negara yang beragam di mana identitas secara inheren terlihat samar, Yeo menyarankan bahwa menjadi orang lain semudah memimpikannya.
Film ini memenangkan 71st Locarno International Film Festival untuk kategori Golden Leopard-International Competition, Junior Jury Award-International Competition, Prize of the Ecumenical Jury, dan Best Actress.
Baca juga: Sinopsis Box 21, Menguak Praktik Perdagangan Manusia
Film yang disutradarai Rodd Rathjen ini terinspirasi dari kisah nyata tentang perdagangan dan perbudakan anak di perairan Thailand.
Buoyancy mengisahkan bocah lelaki Kamboja berusia 14 tahun yang kabur dari rumah setelah hidup menderita dengan keluarganya dan mendapatkan iming-iming pekerjaan dari sebuah agensi.
Namun, bocah bernama Chakra itu justru dijual ke Thailand dan diperbudak di sebuah kapal penangkap ikan. Di kapal ini, dia menghadapi kekejaman dan kelakuan-kelakuan tidak jelas para kru kapal.
Merasakan hal tersebut, Chakra sadar bahwa menjadi bebas berarti turut menjadi kejam seperti para majikannya.
Manohla Dargis dari The New York Times, Kamis (10/10/2020), memuji Rathjen yang tidak membawa penonton masuk ke pemikiran Chakra, tetapi membuat penonton tetap di sisinya sepanjang waktu, menjadi saksi pekerjaan fisiknya, kekerasan yang dialami tubuhnya, traumanya, dan caranya bertahan.
Baca juga: Sinopsis Film Level 16, Misteri Perdagangan Manusia di Sekolah Asrama
Pada acara penganugerahan Berlin International Film Festival, Buoyancy memenangkan Prize of the Ecumenical Jury–Panorama.
Itulah lima film yang membahas tentang perbudakan di zaman dulu hingga sekarang. Selamat menonton!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.