JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi dangdut Rhoma Irama bersama tujuh rekannya yang lain mendirikan grup musik bernama Soneta pada 11 Desember 1970.
Nama Soneta sendiri berasal dari nama puisi Italia kuno berisi 14 baris, yang kemudian sejarah namanya difilmkan dalam adegan film Rhoma Irama Berkelana II.
Meski telah berkali-kali berganti personel dan formasi, Soneta tetap eksis hingga kini.
Baca juga: Rhoma Irama Ungkap Tujuh dari Delapan Personel Soneta Sudah Meninggal, Tersisa Ia Sendiri
Banyak lagu melegenda yang dicetak Soneta, di antaranya adalah "Begadang", "Mirasantika", "Judi", "135 Juta", dan "Penasaran".
Ditemui di kawasan Depok pada Rabu (13/10/2021), Rhoma Irama sedikit menceritakan mengenai Soneta.
Pertama kali dibentuk, pria yang kerap disapa Raja Dangdut itu mengungkapkan, Soneta diisi oleh 8 personel.
Baca juga: Rhoma Irama Mengaku Sudah Beri Wasiat kepada Keluarga, Ini Isinya
Tujuh dari delapan personel tersebut kini sudah meninggal dunia dan kini tersisa ia sendiri.
"8 personel Soneta saat berdiri. Itu 7 sudah meninggal. Jadi, sisa saya sendiri," ucap Rhoma Irama.
Apabila kemudian hari Rhoma Irama meninggal dunia, pemilik nama lahir Oma Irama itu mengatakan, Soneta akan selesai.
Baca juga: Rhoma Irama Seka Air Mata Saat Berpidato tentang Soneta dan Wasiatnya untuk Keluarga
"Kalau saya juga meninggal dunia, Soneta close, Soneta selesai, tidak ada lagi Soneta," kata Rhoma Irama.
Selain berkarier di dunia musik Tanah Air, Rhoma Irama dan teman-temannya yang lain punya tujuan tersendiri mendirikan Soneta, yakni berdakwah.
Pria kelahiran Desember 1946 itu berujar, Soneta mendeklarasikan diri sebagai The Voice of Moslem pada 13 Oktober 1973.
Baca juga: Rhoma Irama: jika Saya Meninggal Dunia, Soneta Selesai
Mereka baru saja merayakan hari jadi Soneta ke-48 sebagai The Voice of Moslem.
"Soneta itu (sekarang) sudah 50 tahun. 48 tahun itu kami deklarasi sebagai The Voice of Moslem, itu pada 13 Oktober 1973. Jadi, kami sudah 48 tahun dari deklarasi," ujar Rhoma Irama.
Rhoma Irama melakukan banyak gebrakan untuk mengenalkan musik dangdut secara luas dengan pakem yang sudah lebih matang sebagai sebuah genre.
Baca juga: Rhoma Irama Menangis Ketika Berpidato soal Soneta, Ada Apa?
Dia membuat citra dangdut naik kelas, bukan lagi sekadar musik orkes biasa.
Di balik semua itu, ternyata Rhoma Irama terinspirasi dari grup band rock legendaris asal Inggris, Deep Purple.
Mereka terdaftar dalam Guinness Book of World Records pada 1975 sebagai "band paling keras di dunia" untuk konser 1972 di Rainbow Theatre London dan telah menjual lebih dari 100 juta album di seluruh dunia.
Baca juga: Rhoma Irama Tertawa Dengar Arti Nama Sule
Deep Purple sendiri pernah tampil di Indonesia pada 1975 untuk mempromosikan album terbaru mereka pada saat itu, yakni Come Taste and the Band.
Menurut Rhoma, kedatangan Deep Purple ke Indonesia saat itu menjadi ilham tersendiri bagi banyak band di Indonesia, tak terkecuali super grup dangdut Soneta yang ia bentuk.
Baca juga: Rhoma Irama Maafkan Banyak Orang yang Meniru Gayanya
Menurut Rhoma, konsep, fasilitas, peralatan, dan persiapan yang ditunjukkan Deep Purple ketika mengentak stadion Gelora Bung Karno kala itu membuatnya belajar bagaimana membentuk band yang matang.
“Nah jadi karena saya terinspirasi dari band rock luar yang datang ke Indonesia saat itu, Deep Purple tahun 75, kebetulan saya juga melakukan revolusi musik yang namanya sound system, lighting system, sama dengan Deep Purple,” ucap Rhoma seperti dikutip di kanal YouTube Rhoma Irama Official, Rabu (4/8/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.