Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ajik Krisna, 2 Tahun Tinggal di Pos Sekuriti hingga Sukses Punya 32 Outlet Krisna

Kompas.com - 06/08/2021, 09:41 WIB
Baharudin Al Farisi,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum sukses, Ajik Krisna rupanya memiliki kehidupan yang sulit.

Kepada Boy William, Ajik Krisna menceritakan kehidupannya sebelum akhirnya mempunyai 32 outlet Krisna di Bali dan rumah yang sangat luas.

Berikut rangkuman Kompas.com dikutip dari kanal YouTube Boy William.

Paling miskin di kampung

Ajik Krisna menceritakan, ayahnya merupakan seorang petani dan ibu adalah pedagang kue. Kemudian, keluarganya yang paling miskin di kampungnya.

"Dulu kan pakainya tanah liat. Orang bangun kan pakainya bata mentah itukan, kalau dipegang goyang itu dia. Nah di situlah tinggal," ungkap Ajik Krisna seperti dikutip Kompas.com dari kanal YouTube Boy William, Kamis (5/8/2021).

Baca juga: Cerita Ajik Krisna Sebelum Punya 32 Outlet Krisna di Bali, Tidur di Pos Sekuriti dan Jadi Tukang Cuci Mobil

Sementara itu, Ajik Krisna selalu berjalan lima kilometer untuk pulang dan pergi ke sekolah setiap harinya.

Tinggal di pos sekuriti

Beranjak dewasa, pemilik nama Gusti Ngurah Anom ini memutuskan untuk merantau ke Kota Denpasar. Tetapi, semua dilaluinya dari bawah.

Ajik Krisna mengaku, ia selama dua tahun tinggal di pos sekuriti selama di Kota Denpasar.

"Begitu meninggalkan kampung halaman, ya kita tinggal di pos sekuriti, dua tahun. Tidur di situ dengan beralaskan bantal batako," ujar Ajik Krisna mengenang masa lalunya.

Baca juga: Kini Sukses, Ajik Krisna Dulu Hanya Tidur di Pos Satpam Beralas Batako

Jadi tukang cuci mobil

Kemudian, ia juga sempat menjadi tukang cuci mobil tamu hotel di salah satu penginapan di Bali.

Saat itu, Kata Ajik Krisna, ia tidak memaksa si tamu memberikan upah atas jasanya.

"Ajik hanya berpikir waktu dulu hanya kerja, kerja. Terus, sekarang bisa seperti ini enggak salah, karena saya kerja keras," ucap Ajik.

Pekerja konveksi

Ajik Krina juga menceritakan, ia dulu adalah pekerja konveksi kaus yang bekerja dengan seseorang bernama Sidharta.

Oleh karenanya, ia menganggap Sidharta merupakan orangtua angkatnya karena selalu mengajarkan menjadi seseorang yang tulus, bijaksana, dan arti kesabaran.

"Setelah Ajik kerja sama Pak Sidharta, akhirnya Ajik membuat konveksi tahun 1994," ujarnya.

Baca juga: Kini Punya 32 Outlet Krisna di Bali, Ajik Krisna Mengaku Dulunya Pekerja Konveksi

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com