Dianggap Bisa Perkeruh Suasana, Hotma Sitompoel Minta Desiree Tarigan Cabut Surat Kuasa Hotman Paris

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Hotma Sitompoel, Muara Karta Simatupang, meminta Desiree Tarigan agar mencabut surat kuasa pengacara Hotman Paris. 

Diketahui, perseteruan rumah tangga pengacara kondang Hotma Sitompoel dan istrinya, Desiree Tarigan, kini telah menemui titik terang. 

Keduanya mengakhiri permasalahan dengan cara damai.

Baca juga: Hotman Paris Sebut Desiree Ogah Komentari Kemunculan Istri Pertama Hotma Sitompoel

Namun, Muara Karta menilai, kehadiran Hotman Paris di proses pendamaian ini justru hanya akan memperkeruh suasana. 

"Kalau pun ini mediasinya berjalan sesuai dengan apa yang disampaikan Pak Otto, ibu Desiree harus mencabut surat kuasa hukum Hotman Paris. Jadi enggak ada Hotman Paris di situ untuk duduk di perdamaian ini," ujar Muara Karta Simatupang, saat ditemui di kantornya, di kawasan Cempaka Mas, Jakarta Pusat, Selasa (1/6/2021).

Menurut dia, jalan damai antara kliennya tersebut dan Desiree Tarigan harus berlangsung secara kekeluargaan, tanpa ada rasa dendam atau emosi satu sama lain.

Baca juga: Kuasa Hukum Hotma Sitompoel Beberkan Kronologi Perdamaian dengan Desiree Tarigan 

"Persyaratan (damai) keduanya hanya kepala dingin. Jadi yang emosi-emosi harus disampingkan. Makanya kami mau tidak ikut sertakan Hotman Paris, pasti ribut mediasi itu. Cukup pak Hotma dengan bu Desi," lanjutnya. 

Pada kesempatan tersebut, Muara Karta juga membantah Hotma Sitompoel yang disebut mengemis minta maaf kepada Desiree Tarigan. 

"Jadi kalau dia meminta maaf seolah-olah mengemis cinta atau pun bertekuk lutut, itu tidak benar. Jadi di sini Hotman Paris hanya bikin gaduh. Kalau dibikin lagi ini digoreng-goreng, jadi enggak benar itu kalau Pak Hotma mendahului atau merengek minta maaf," ucapnya. 

Baca juga: Kabar Terbaru Perseturuan Desiree Tarigan dan Hotma Sitompoel, Hampir Temui Jalan Damai

Sebagai solusi, Muara Karta menekankan agar masing-masing pihak cukup fokus damai, bukan mencari siapa yang salah dan benar. 

"Jadi tak perlu cari kesalahan si A atau si B. Kita cari solusinya sama-sama seperti apa," kata Muara Karta.