JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa tahun belakangan, usai kembali dari Amerika, artis dan penyanyi Cinta Laura Khiel fokus terhadap penanganan isu kekerasan seksual di Indonesia.
Tak hanya itu, Cinta juga terbilang salah satu pihak yang lantang menyuarakan kesetaraan gender di Tanah Air.
Dalam satu perbincangan di kanal YouTube THE POWDER ROOM TALK, ia membagikan beberapa pandangannya.
Berikut fakta yang dirangkum Kompas.com.
Menurut Cinta, terdapat perbedaan yang signifikan antara negara dunia pertama, seperti Amerika dan Indonesia soal penanganan isu tersebut.
Baca juga: Cinta Laura Jelaskan Beberapa Alasan Tinggal di Amerika Selama 8 Tahun
"Di negara maju, hukum memang tidak sepenuhnya sempurna. Tetapi ketika kamu jadi korban, pemerintah akan menyediakan pengacara, jadi bantuan hukum gratis," ujar Cinta.
Para pekerja dan aktivis sosial pun dengan tangan terbuka akan memberi bantuan dari segi psikis maupun fisik.
Sedangkan, di Indonesia, Cinta Laura mengungkapkan, korban masih termakan stigma sosial soal perempuan.
Banyak korban yang enggan melapor karena takut dikucilkan dan dipandang buruk di tengah masyarakat.
Hal itu yang mendesak penyanyi berusia 27 tahun ini untuk fokus terhadap penangan isu tersebut.
Menurut Cinta, akar dari kesadaran soal kesetaraan gender adalah pikiran yang bebas.
Cinta Laura pun menyinggung pesan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti.
"Ibu Susi pernah bilang padaku, 'bebaskan pikiranmu. Kamu bisa melakukan apa pun selama kamu tidak membatasi diri sendiri. Dan batasan itu ada di pikiranmu sendiri'," ujar Cinta menirukan kata-kata Susi Pudjiastuti.
Bagi pemeran dalam sinetron Cinderella ini, wanita Indonesia membutuhkan banyak sosok panutan seperti Susi Pudjiastuti dalam memperjuangkan haknya.
Cinta mengaku ingin memanfaatkan popularitas dan media sosialnya untuk melawan isu kekerasan seksual.
Baca juga: Cerita Cinta Laura Tinggalkan Sahabat di Amerika demi Kembali ke Indonesia