JAKARTA, KOMPAS.com - Film independen asli Indonesia, Rio The Survivor sudah meraih 16 penghargaan dari festival film di luar negeri sejak selesai produksi akhir 2020.
Kini, tim sedang mencari cara yang tepat agar film yang diangkat dari kisah nyata seorang anak yang hidup dengan HIV dan tak memiliki orangtua ini bisa ditonton publik luas.
Sekaligus untuk mengampanyekan soal HIV yang selama ini masih tabu di tengah masyarakat.
"Lagi nego-nego akan ditayangkan di mana. Karena targetnya memang untuk masyarakat Indonesia tentunya, walaupun di internasional sudah banyak penghargaan, tapi ujung-ujungnya misinya untuk masyarakat Indonesia," ujar sutradara Yudie Oktav, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/1/2021).
Baca juga: Punya 16 Penghargaan, Proses Produksi Film Rio The Survivor Makan Waktu Hampir 2 Tahun
Kata Yudie, kesamaan isi film dengan kisah nyata sang anak mencapai 75 sampai 80 persen.
Dalam kehidupan asli, anak tersebut memang jago bermain bola tetapi sempat mendapat diskriminasi.
Beruntung ia punya teman-teman yang mendukung agar tak ketinggalan pelajaran sekolah dan mengasah bakatnya.
"Di sini sih sebenarnya selain mengangkat perjuangan dia, juga mengangkat soal persahabatan dengan teman-teman sekelas dan teman-teman main bolanya. Itu yang menguatkan dia untuk bisa terus bertahan hidup," tutur Yudie.
Baca juga: Menang di London Independent Film Awards, Rio The Survivor Lengkapi Koleksi 16 Penghargaan
Yang terbaru, Rio The Survivor membawa pulang penghargaan Best Film dan Best Director dari London Independent Film Awards 2020.
Berdurasi 110 menit, film ini dibintangi Raditya Evandra, mantan pesepakbola Bambang Pamungkas, Sri Widayati, Akinza Chevalier Kiyosaki, M. Abdqori Narendra Afandi, Brydden Fablo Escobar, dan masih banyak lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.