Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ifa Isfansyah: Pembuat Film Independen Harus Punya Plan Produksi

Kompas.com - 24/11/2020, 19:19 WIB
Cynthia Lova,
Tri Susanto Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Festival Director Jogja, Ifa Isfansyah mengatakan, kini filmmaker film-film pendek atau Independen harus punya plan distribusi ke depannya.

Menurut Ifa, biasanya filmmaker hanya memikirkan produksi tanpa mengetahui bagaimana film tersebut tayang dan ditonton masyarakat.

"Pada saat saya bikin film pendek dulunya tahun tahun awal 2000-an wajar sekali filmmaker hanya berpikir produksi. Sekarang ini sebenarnya pembuat film independen benar-benar harus punya proyeksi gitu, harus udah punya plan distribusi," ujaar Ifa dalam wawancara virtual bersama Go-play Indie, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Di Rumah Saja, Intip Keseruan Ifa Isfansyah dan Anak Usir Bosan Lewat Surat

Ifa mengatakan, jika sudah memproduksi film, maka filmmaker wajib mengetahui platform apa yang akan digunakan sebagai wadah untuk menayangkan film tersebut.

Dengan begitu, tidak hanya sekedar syuting, tetapi film tersebut bisa dinikmati masyarakat secara berkelanjutan.

"Bukan hanya sekedar syuting aja, bukan senang syutingnya aja, tapi harus punya kesadaran tinggi bahwa ini film harus tahu mau ke mana mau dipertemukan dengan penontonnya secara apa," kata Ifa.

"Bicara mempertontonkan, film dengan penonton itu bukan sekadar hanya yang penting ditonton, tapi bagaimana punya platform yang saling memberikan dampak, impact yang penting eksistensi keberlanjutannya ini yang paling penting," kata dia.

Baca juga: Ifa Isfansyah Jabat Ketua IFDC Periode 2018-2023

Dengan adanya wadah di Go-Play Indie, maka film-film pendek itu bisa dinikmati kapan pun oleh masyarakat.

"Menurut saya semua fitur yang ada di Go-play mudah-mudahan jadi game changer untuk situasi seperti ini . Itu yang akan membuat pembuat film akan ada bentuk apresiasi, yang paling penting itu continue," ucap Ifa.

Ifa mengatakan dengan adanya Go-play Indie, maka film-film pendek berkualitas punya wadah tersendiri untuk ditayangkan dan dinikmati masyarakat.

Sebab biasanya, Ifa mengatakan, film-film yang diajukan di JAFF banyak yang menarik. Namun, ia kerap bingung menayangkannya karena terbatasnya jumlah kuota tayang.

Baca juga: Ifa Isfansyah: Sumba Timur, Satu-satunya untuk Pendekar Tongkat Emas

"JAFF itu kan sudah bisa dibilang 15 tahun ini menerima ratusan submision (pengajuan), kalau festival film kan sudah dimention bahwa festival film bagaimana pun mempunyai kuota, mempunyai keterbatasan jumlah layar, jumlah hari, jumah tayang sebagainya. Jadi kadang- kadang memikirkan bagaimana kita punya slot sekiat, tapi submision-nya banyak sekali dan kadang tidak kami putar (film-nya) bukan karena kualitasnya, emang kuota dan slot tadi," kata Ifa.

"Adanya platform di Go-play tadi bukan cuma diputar tapi ada sistem kurasi . JAFF ngambil peran seperti itu bagaimana lembaga festival film yang sudah dipercaya oleh pembuat film ini menjadi punya sistem kurasi untuk mendistribusikan film yang JAFF anggap penting tapi tidak punya slot bisa diputar di Go-play indie," tutur dia.

Aadapun sebagai informasi, Go-play Indie menyaksikan 200 konten film Independen atau film pendek karya anak bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com