JAKARTA, KOMPAS.com - Komika Soleh Solihun sempat merasakan bekerja sebagai wartawan di majalah Playboy.
Kehadiran Playboy pada saat itu mendapat sorotan lantaran kerap dianggap sebagai majalah porno.
Di tengah pertanyaan apakah majalah Playboy sebuah produk jurnalistik atau bukan, Soleh Solihun berhasil memberikan bukti sahih.
Ia mendapat penghargaan Adiwarta pada tahun 2006 saat masih berseragam Playboy.
1. Arti Adiwarta
Adiwarta sangat berarti bagi Soleh Solihun untuk membungkam kritikan orang-orang yang menyangsikan eksistensi Playboy.
Baca juga: Kerja di Majalah Playboy, Soleh Solihun: Nyokap Gue Ikut Demo Menentang
Penghargaan tersebut bahkan mampu menjadi bukti bahwa Playboy adalah sebuah media massa yang sudah mengantongi izin dari Dewan Pers Indonesia.
"Ketika gue menang penghargaan, gue bisa bilang kepada orang-orang yang menyangsikan bahwa Playboy bukan produk jurnalistik (bahwa) ini tulisan wartawan Playboy," kata Soleh dalam acara Beginu Kompas TV.
Apalagi, saat itu salah satu dewan jurinya adalah Effendi Gazali yang termasuk menentang kehadiran Playboy di Indonesia.
2. Izin orangtua bekerja di Playboy
Soleh Solihun selalu meminta izin ketika akan berpindah tempat kerja, termasuk saat dari Trax menuju Playboy.
Saat itu, Playboy juga menuai pro dan kontra karena kontennya dianggap berbau pornografi.
"Bokap gue nanya gini, 'tapi itu bukannya majalah telanjang?', 'enggak kok di Indonesia enggak telanjang, sama saja kayak majalah lain, masih pakai bikini'," jawab Soleh.
Baca juga: Pernah Jadi Jurnalis Majalah Playboy, Soleh Solihun Dapat Penghargaan Adiwarta
Akhirnya Soleh Solihun berhasil mendapatkan restu dari orangtua untuk bekerja di majalah Playboy.
3. Ibunya pernah ikut demo menentang Playboy