Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/07/2020, 15:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktor peran Rano Karno melewati perjalanan yang cukup panjang ketika ingin mewujudkan obsesinya membuat sinetron Si Doel Anak Sekolahan.

Berbagai stasiun televisi menolak ide cerita dari Si Doel Anak Sekolahan.

"Nawarin ke semua stasiun televisi, enggak ada yang mau. Akhirnya yang nolak mungkin nyesel, yang nerima juga mungkin lihatnya kasihan ke gue," kata Rano Karno seperti dikutip Kompas.com dari video Helmy Yahya Bicara, Senin (13/7/2020).

Baca juga: Rano Karno: Si Doel Anak Sekolahan di Kepala Ini Mungkin 17 Tahun

RCTI akhirnya setuju memproduksi sinetron Si Doel Anak Sekolahan pada tahun 1992.

Saat itu Rano Karno sendiri sudah dikenal sebagai seorang aktor karena sudah beberapa kali bermain dalam film.

"Lo bayangin dari 78-79, Si Doel itu mulai dari 92 kan, artinya aku udah jadi Rano Karno. Seorang Rano Karno setiap minggu nunggu di ruang tunggu buat nawarin," ucapnya.

Baca juga: Rano Karno Baca Novel Si Doel Anak Betawi Sejak Usia 8 Tahun

Tak bisa dimungkiri, Rano Karno memang memiliki obsesi tersendiri untuk membuat cerita Si Doel Anak Sekolahan.

Ia pertama kali berkenalan dengan tokoh Doel dalam novel Si Doel Anak Betawi karya Aman Datuk Madjoindo saat usianya masih 8 tahun.

Selama kurang lebih 17 tahun, ide cerita Si Doel Anak Sekolahan ini sudah mengendap dalam otak Rano Karno sebelum akhirnya dituangkan di tahun 1992.

Baca juga: Rano Karno Tak Direstui Soekarno M. Noer Jadi Seniman karena Takut Bernasib Sama

"Si Doel Anak Sekolahan itu di kepala ini mungkin 17 tahun, ngendap jadi obsesi. Suatu saat gue bikin," kata Rano Karno.

Sukses di sinetron, cerita Si Doel pun dibawa ke layar lebar. Rano Karno kembali berada di depan dan belakang layar.

Dengan Si Doel, Rano Karno membuat tiga film.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+