Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tak Terduga Rano Karno soal Si Doel, Kejailan Benyamin, Pemain Buta Huruf, sampai Alasan Pilih Zaenab

Kompas.com - 05/05/2020, 14:17 WIB
Andika Aditia,
Dian Maharani

Tim Redaksi

Akan tetapi, Rano Karno tak bisa membocorkan ceritanya saat ini.

Rano Karno hanya memastikan skenario yang ditulis olehnya akan menjelaskan bagaimana Doel atau Kasdullah menjatuhkan pilihan pada Zaenab.

Alasan pilih Zaenab Ketimbang Sarah

Akhir cerita cinta segitiga itu membuat banyak orang kaget karena pilihan Doel.

Doel atau Kasdullah yang diperankan oleh Rano Karno memilih Zaenab yang diperankan Maudy Koesnaedi sebagai tambatan hati.

Menurut Rano, pilihan pada Zaenab justru membuat kisah Si Doel menjadi sebuah awal yang baru dalam sebuah cerita.

“Nah Doel masih punya dosa saat dia membiarkan Sarah hamil sendirian, itu yang membuat saya berdosa, dan itu akan terjawab di skenario mini seri ini,” kata Rano Karno.

Pak Bendot dan Pak Tile dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan (bidik layar RCTI)RCTI Pak Bendot dan Pak Tile dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan (bidik layar RCTI)

Buta huruf Pak Tile dan Pak Bendot

Setiap pemain, berakting secara natural dan total sehingga lekat dengan kehidupan sehari-hari.

Padahal, tiga pemain sinetron Si Doel Anak Sekolahan tersenyata tidak bisa membaca atau buta huruf.

Ketiganya kebetulan telah berpulang semua, yakni Pak Tile sebagai Engkong Ali, Nacih sebagai Nyak Rodiah, dan Bendot sebagai Pak Bendot.

Meski buta huruf, ketiganya mampu melakoni akting dengan apik. Bahkan, acapkali mengundang tawa penonton. Lalu bagaimana mereka bisa membaca skenario dengan baik?

“Jadi gini, di (sinetron) Si Doel ada tiga yang buta huruf, pertama Pak Tile, Hajah Rodiah, dan Pak Bendot,” ucap Rano.

Untuk mengakali hambatan tersebut, kata Rano, ia memberikan arahan secara lisan dan langsung kepada tiga pemain tersebut.

Namun, Rano Karno mengungkapkan, untuk Bendot yang juga merupakan pelawak jebolan Srimulat sebenarnya bukannya tak bisa membaca.

Hanya saja, bahasa Indonesia mendiang Pak Bendot tidak terlalu bagus.

“Jadi saya terjemahin (skenario) ke (bahasa) Jawa kromo Inggil,” ungkap Rano Karno.

“Jadi karena mereka orang panggung, jadi improvisasinya bagus,” ujar Rano Karno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com