Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratna Sarumpaet Bebas Bersyarat, Bicara Jokowi, Prabowo, Bakal Rilis Buku Autobiografi

Kompas.com - 27/12/2019, 08:40 WIB
Baharudin Al Farisi,
Tri Susanto Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Ratna Sarumpaet telah bebas setelah mendekam dari Lapas perempuan kelas II A Pondok Bambu, Jakarta Timur, terkait kasus penyebaran berita bohong atau hoaks.

Ia bebas bersyarat pada Kamis (26/12/2019). Keluarga pun langsung membawanya ke kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil, Tebet, Jakarta Selatan.

Dikediamannya, Ratna menceritakan banyak hal terkait kebebasannya.

1. Baru tahu bebas pagi hari

Menurut pengakuan Ratna, ia tidak mengetahui akan bebas pada pagi hari. Ia baru diinfokan bebas secara dadakan.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Bebas Bersyarat, Ini Kata Atiqah Hasiholan

Ia mengaku terkejut setelah  mendengar kabar kebebasannya itu.

"Agak surprise, soalnya enggak tahu kalau hari ini akan bebas," kata Ratna.

Ratna sebelumnya memprediksi pada 19 Desember 2019 lalu ia sudah bisa bebas dari tahanan.

Namun, karena keputusan inkrah terlalu singkat, ia baru bisa bebas hari ini.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Mengaku Baru Tahu Bebas Bersyarat Pagi Ini

"Prediksi tanggal 19 Desember. Kami menerima pengertiannya (pengadilan) karena antara inkrah untuk bebas itu terlalu singkat," ucapnya.

2. Wajib lapor

Kuasa hukum Ratna Sarumpaet, Desmihardi, mengatakan kliennya dinyatakan bebas setelah permohonan pembebasan bersyarat dikabulkan.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Bebas Bersyarat, Atiqah Hasiholan: Itu Hak Setiap Napi

Meski begitu, anak Ratna, Atiqah Hasiholan, mengungkapkan, ibundanya tetap wajib lapor seminggu sekali ke Lapas Pondok Bambu, Jakarta Timur.

"Itu sebenarnya hak semua napi untuk mendapatkan pembebasan bersyarat, selama memenuhi persyaratan, ya, diberikan haknya itu," ucap Atiqah.

3. Januari 2020 rilis buku

Banyak aktivitas Ratna yang dilakukan di dalam tahanan, salah satunya menulis buku autobiografi.

Perempuan kelahiran Juli 1949 itu mengatakan, buku yang ia tulis itu menceritakan tentang bagaimana melihat Indonesia melalui kaca mata pandangan hidupnya.

Menurut dia, buku tersebut akan meluruskan persepsi orang terhadap dirinya yang sering dianggap aneh dan cerewet.

Baca juga: Bebas dari Penjara, Ratna Sarumpaet Rilis Buku Autobiografi Tahun Depan

"Saya pengin kita punya satu pemahaman dengan apa yang saya lihat," kata Ratna.

Ratna berkata, buku hasil karyanya sendiri itu akan dirilis pada Januari 2020 mendatang.

Pendiri Ratna Sarumpaet Crisis Centre itu menganggap buku tersebut merupakan hikmah yang ia dapat selama mendekam di penjara.

"Sudah berulang kali saya mau bikin biografi (autobiografi) saya. Itu (dipenjara) salah satu hikmah dan saya lebih banyak belajar dan khusyuk beribadah," ungkap Ratna.

4. Buka suara soal Prabowo Subianto merapat ke pemerintah

Tidak hanya berbicara terkait kebebasannya saja, ia juga mengomentari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menjadi Menteri Pertahanan pada pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Ratna Sarumpaet sebelumnya merupakan pendukung Prabowo Subianto saat menjadi calon presiden pada Pilpres 2019.

Baca juga: Ratna Sarumpaet: Kalau Jokowi Tidak Saya Kritik, Berarti Saya Enggak Sayang Sama Beliau

"Saya belum ketemu Pak Prabowo. Ya, sebenarnya secara politis kurang etis, ya," kata Ratna.

Meski demikian, merapatnya Prabowo ke pemerintah, Ratna mengira ada sesuatu yang ingin diperjuangkan mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut.

Ia akan ikut menunggu kinerja Prabowo di Menhan.

"Tapi kalau beliau memang ada yang ingin diperjuangkan, ya, kita tunggu saja," ujar Ratna.

4. "Salah" masuk tim pemenangan Prabowo

Ratna mengatakan, ia tidak akan kembali berurusan dengan dunia politik setelah bebas bersyarat dari tahanan.

Pernyataan Ratna ini untuk menjawab pertanyaan awak media terkait kemungkinan kembali berpolitik.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Mengaku Salah Masuk Tim Pemenangan Prabowo

"Ini berulang kali saya katakan, saya tidak berpolitik," ujar Ratna.

Ratna mengatakan, selama ini yang ia lakukan adalah kesalahan dalam setiap kebijakan.

"Saya itu sebenarnya counter politik. Saya meng-counter kesalahan-kesalahan dalam kebijakan," ujar Ratna.

Di sisi lain, Ratna mengaku salah telah masuk ke dalam tim pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

''Mungkin itu yang salah kemarin, saya masuk timnya Pak Prabowo, ya. Salah dalam tanda petik maksud saya, itu saya sadari. Mungkin enggak cocok buat saya, ya," kata Ratna.

Meski demikian, Ratna tidak menjelaskan lebih detail terkait pernyataannya tersebut.

5. Singgung Presiden Joko Widodo

Di jumpa pers tersebut, Ratna juga menyinggung Presiden Joko Widodo alias Jokowi terkait kritiknya selama ini.

Baca juga: Ratna Sarumpaet: Kualitas Saya sebagai Aktivis Enggak Berhenti

Ratna menganggap, kritiknya terhadap pemerintahan Jokowi selama ini adalah bentuk kasih sayangnya.

"Kalau beliau tidak saya kritik, berarti saya enggak sayang sama beliau," ucap Ratna.

Sutradara film Jamila dan Sang Presiden (2009) itu tak gentar melayangkan kritikan, jika memang merasa ada yang perlu dibenahi dalam pemerintahan.

"Itu kan tabiat saya. Saya rasa juga nanti mudah-mudahan Pak Jokowi juga kapok penjarakan saya. Enggak ada gunanya juga, orang tua, kan," kata Ratna,

Kata Ratna, tugasnya sebagai warga negara yang juga aktivis adalah mengkritik kinerja pemerintah sebagai bukti Indonesia merupakan negara demokrasi.

"Masa kalau saya kritik, masa saya dimarahin lagi, enggak boleh gitu dong, kita negara demokrasi. Tugas saya sebagai aktivis," kata Ratna.

Baca juga: Bebas Bersyarat, Ratna Sarumpaet Buka Suara Prabowo Masuk Kabinet Jokowi

6. Terus mengkritik

Meski sudah merasakan "jahatnya" mendekam di Lapas perempuan kelas II A Pondok Bambu, Jakarta Timur, ia pun tak gentar untuk mengkritik kebijakan-kebijakan yang menurut pandangannya salah.

Katanya, kebiasaan mengkritik sudah tidak bisa diubah.

Ia menceritakan pengalamannya saat mendekam di penjara. Ratna mengaku membantu banyak orang ketika ia mendekam di Rutan Polda Metro Jaya.

"Di penjara di Polda juga banyak yang saya bantu, artinya kualitas saya sebagai aktivis enggak berhenti di mana pun saya berada," kata Ratna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com