Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdana Mendaki Gunung, Arifin Putra Beberkan Pengalamannya di Nepal

Kompas.com - 19/11/2019, 14:32 WIB
Novianti Setuningsih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyusuri alam Langtang di Nepal tahun 2016 silam, ternyata adalah pengalaman mendaki pertama bagi Arifin Putra.

Beruntungnya, selama berjalan selama tiga hari, aktor 32 tahun ini tak merasakan kesulitan berarti.

Walaupun, diakui Arifin, tubuhnya perlu penyesuaian. Mengingat, ia mendaki hingga ketinggian di atas 3.000 meter diatas permukaan laut (mdpl).

Baca juga: Tak Terlupakan, Arifin Putra Lebih Menghargai Alam Sejak dari Nepal

Bersama kedua rekannya, Arifin menghabiskan waktu dua malam di Kathmandu untuk membiarkan tubuh beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Setelah itu, mereka satu malam tinggal di Langtang Village untuk kembali beradaptasi.

Setelah itu, mereka baru melanjutkan perjalanan trekking selama tiga hari. Dengan estimasi berjalan 7 sampai 8 jam per hari.

“Ternyata badan kita setelah 3.000 mdpl itu terjadi perubahan yang cukup aneh di badan terutama di kuping. Karena kuping pusat orientasi badan. Setelah 3.000 mdpl kalau kita enggak banyak minum, cukup tidur dan lain-lain, bisa kena altitude sickness,” kata Arifin saat bertandang ke Menara Kompas, Jakarta, Senin (19/11/2019).

Baca juga: Peran Tentara Arifin Putra Terbawa di Kehidupan Nyata

Menurutnya, altitude sickness sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Oleh karenanya, mereka selalu berusaha banyak minum dan makan, serta istirahat yang cukup.

Kepada Kompas.com, Arifin sempat menceritakan perubahan yang dirasakan tubuhnya saat berada di ketinggian 3.000 mdpl.

Aktor berdarah Jerman ini sempat tiba-tiba merasa sangat lelah. Padahal, sebelumnya asik bermain salju.

“Kalau aku, kita sampai di ketiggian 3.900 mdpl, tiba-tiba salju turun. Kita kan seneng orang Indonesia. Kita seneng-seneng, bikin bola salju , lempar-lemparan. Terus, masuk ke dalam homestay, entah kenapa badanku langsung shut down. Aku langsung naik ke kamarku, langsung tidur. Kayak badannya mengalami perubahan yang cukup aneh,” ujar Arifin.

Baca juga: Tak Terlupakan, Arifin Putra Lebih Menghargai Alam Sejak dari Nepal

Beruntungnya, Arifin tidak mengalami altitude mountain sickness. Sebab, keesokan harinya tidak merasakan sakit.

Kemudian, Arifin bercerita pengalamannya turun dari Langtang dengan menggunakan helikopter.

Sempat mengira akan mengeluarkan uang hingga 2.000 dollar AS per orang, akhirnya mereka hanya dikenakan biaya 100 dollar AS per orang.

Sebab, helikopter tersebut sesungguhnya mengantarkan logistik ke desa yang terdampak gempa Nepal tahun 2015.

Baca juga: Komplain Arifin Putra Terlalu Sibuk, Ibunda Buat Satu Permintaan

Kemudian, rombongan Arifin Putra menumpang helikopter yang kosong setelah mengantar logistik.

"Memang ada helikopter yang mondar-mandir dari kota terdekat, dia bawa suplay tapi baliknya kosong. Itu juga helikopternya enggak minta apa-apa. Itukan dari NGO, LSM. Palingan duitnya buat pembangunan desa di sana," ungkap Arifin.

Tetapi, menurut Arifin, satu hal yang tak terlupakan dari perjalanannya di Nepal adalah bagaimana lebih menghargai alam.

Baca juga: Tak Terlupakan, Arifin Putra Lebih Menghargai Alam Sejak dari Nepal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com