Kepergian pria bernama lengkap Norbertus Riantiarno tersebut tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga dunia seni peran Indonesia.
Berikut ini rangkuman Kompas.com:
• Sakit kanker paru-paru
Nano Riantiarno meninggal dunia dalam usia 73 tahun. Ia sempat dirawat karena penyakit kanker paru-paru.
Anak Nano, Rangga Bhuana kanker paru-paru itu membuat sang ayah kesulitan untuk bernafas.
"Boleh pulang ke rumah, tapi tetap membawa selang untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru. Itu sedikit membantu. Ya, pada akhirnya napasnya deg-degan sampai ke paru-paru masih jelek," ujar Rangga, di kawasan Bintaro, Jumat (20/1/2023).
Selain sesak napas, Nano juga kerap merasakan gejala batuk tidak berdahak.
"Kami sempat bawa ke ICU Fatmawati. Pada 27 Desember, pindah ke ICU Dharmais. Dari 27 Desember kami gantian berjaga sampai akhirnya pulang Senin kemarin," tutur Rangga.
Rangga mengatakan, ayahnya meninggal dunia di rumah karena sejak Senin, Nano sudah dirawat di rumah bersama keluarga.
• Karya terakhir
Meski dalam keadaan sakit, semangat berkarya Nano Riantiarno untuk berkarya masih membara, bahkan menjelang kepergiannya.
Rangga mengatakan, ayahnya masih ingin membuat pementasan dari naskah berjudul Matahari dari Papua di akhir kepergiannya.
"Desember 2022 kemarin baru memang sayembara naskah, ada naskah berjudul Matahari dari Papua. Sebenarnya rencana beliau ingin memanggungkan itu. Mungkin nanti kita lihat dari Teater Koma ke depannya gimana," jelas Rangga.
• Duka para sahabat
Pada Jumat (20/1/2023), puluhan pelayat silih berganti mendatangi rumah duka tempat Nano disemayamkan, tak terkecuali aktor Deddy Mizwar dan Mathias Muchus.
Deddy Mizwar dan Nano pernah bersama dalam satu kelompok teater bernama Teater Populer yang aktif pada era 1980-an.
Mengenang pertemuan pertamanya itu, Deddy Deddy berharap, perjuangan Nano mendirikan Teater Koma bisa diteruskan oleh generasi saat ini.
Sementara itu Mathias Muchus mengaku syok ketika mendengar kabar kepergian Nano dari istrinya pada Jumat pagi.
Mathias mengenang Nano sebagai salah satu sosok yang sangat konsisten dan patut diteladani.
"Sosok Nano di mata saya adalah orang yang patut diteladani, orang yang konsisten, orang yang selalu menjawab semua persoalan dengan karya. Itu yang membuat saya kagum dengan beliau," ujar Mathias.
Bagi Mathias, karya-karya Nano memiliki arti tersendiri dalam hidupnya.
https://www.kompas.com/hype/read/2023/01/21/092732666/nano-riantiarno-meninggal-dunia-dan-duka-para-sahabat
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan