Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Review Laal Shinh Chaddha, Kemanusiaan di Atas Segalanya

Laal Singh Chaddha merupakan remake dari film asal Amerika Serikat, Forrest Gump (1994) yang berdasarkan sebuah novel 1986 karya Winston Groom dan Eric Roth dengan judul yang sama.

Sebagai informasi, Forrest Gump karya Robert Zemeckis banyak mendapatkan penghargaan, salah satunya Oscar ke-67 sebagai Aktor Terbaik (Tom Hanks), Sutradara Terbaik (Robert Zemeckis), dan Penyuntingan Film Terbaik (Arthur Schmidt).

Ada juga Film Terbaik (Wendy Finerman, Steve Starkey, dan Steve Tisch), Efek Visual Terbaik (Ken Ralston, George Murphy, Allen Hall dan Stephen Rosenbaum), dan Penulisan Terbaik - Skenario Adaptasi (Eric Roth).

Bergenre drama komedi dan disutradari Advait Chandan, Laal Singh Chaddha dibintangi Aamir Khan, Kareena Kapoor, Naga Chaitanya dan Mona Singh.

Dalam proyek ini, Aamir Khan memproduseri langsung Laal Singh Chaddha bersama Kiran Rao dan Ajit Andhare.

Ditulis oleh Atul Kulkarni, kisah dari film tersebut sangatlah sederhana. Bercerita tentang pengalaman hidup seorang pria bernama Laal Singh Chaddha (Aamir Khan) dalam beberapa dekade terakhir.

Laal Singh Chaddha mengungkapkan renungan Forrest Gump tentang kehidupan, cinta, moralitas, dan takdir.

Jika Forrest Gump menyampaikan hal-hal baik dengan cara yang lembut, Laal Singh Chaddha sedikit menaikan emosional penonton.

Sepanjang film, Aamir Khan secara terus-menerus memperlihatkan mata lebar, sedikit berbicara, hingga bahasa tubuh yang hampir mirip dengan PK, film yang juga dibintangi Aamir Khan.

Tidak lupa, Aamir Khan selalu bergumam seperti ‘hmmm’ kepada lawan bicaranya dan itu menjadi ciri khas dari sosok Laal itu sendiri.

Meski ada beberapa peristiwa dan latar tempat yang berbeda dari Forest Gump, film tersebut tetap mempertahankan esensi, yakni dongeng selayaknya cerita Disney dari Laal kepada sejumlah penumpang kereta api.

Ya, hal tersebut mengingatkan penonton dengan Ammir Khan saat memerankan Sanjay secara total dalam Ghajini (2008), sebuah film remake dari Memento (2000).

Mengadaptasi karya klasik bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Sebab, remake Forrest Gump tampaknya lebih rumit mengingat plot cerita yang berkelok-kelok, tetapi sederhana terhadap kehidupan dan tujuan Laal itu sendiri.

Tetapi, Atul Kulkarni berhasil menyelaraskan cerita Forrest Gump dalam konteks sosial, politik, dan budaya di India.

Dia melakukan lebih dari sekadar menukar cokelat Forrest Gump dengan golgappa atau pani puri, makanan yang berasal dari India.

Melainkan Ram Rath Yatra, Operasi Bintang Biru, Masa Darurat India pada 1975, Perang Kargil, ledakan bom Bombay 1993 yang berujung kerusuhan Hindu-Muslim, dan masih banyak lagi.

Tentunya, Atul Kulkarni melakukan pekerjaannya dengan baik mengingat peristiwa bersejarah Amerika Serikat dalam Forrest Gump berbeda dengan Laal Singh Chaddha.

Sama seperti film India pada umumnya, Laal Singh Chaddha memperdengarkan beberapa lagu. Lirik dari tembang berkesinambungan dengan kisah Laal itu sendiri.

Terlepas dari itu, Aamir Khan melalui perannya ini berbicara kepada penonton bahwa kemanusiaan di atas semua agama, yaitu kebaikan kepada orang yang dia temui.

Hal tersebut menjadi pesan moral yang kuat dari Forrest Gump dan Laal Singh Chaddha.

Laal Singh Chaddha merupakan salah satu film yang sangat cocok disaksikan bersama keluarga.

Dalam satu film ini, penonton dapat mempelajari beberapa momen sejarah di India secara singkat.

https://www.kompas.com/hype/read/2022/08/12/073924366/review-laal-shinh-chaddha-kemanusiaan-di-atas-segalanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke