Perusahaan Konstruksi PP Presisi Targetkan Kontrak Baru lewat Bisnis Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan konstruksi PT PP Presisi Tbk menargetkan peningkatan kontrak baru pada lini bisnis jasa pertambangan sebagai kontraktor utama yang diproyeksikan mencapai 50 sampai 60 persen pada tahun 2023 dibandingkan tahun lalu.

Keberhasilan perseroan dalam perolehan kontrak baru di sektor jasa pertambangan pada tahun 2022 yang mencapai 55 persen dari total kontrak, perseroan optimis untuk terus
berfokus pada perolehan kontrak baru di sektor jasa pertambangan nikel sebagai sumber recurring income dengan jangka waktu kontrak yang lebih panjang.

"Dengan momentum pertumbuhan yang kuat di sektor pertambangan Indonesia, serta kebijkakan perluasan hilirisasi yang diambil pemerintah salah satunya Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan batu bara dan pengurangan dampak karbon, kami percaya saat ini adalah waktu yang tepat untuk memfokuskan sumber daya dan energi kami di sektor jasa pertambangan," kata Direktur Utama PP Presisi I Gede Upeksa Negara dalam siaran pers, Selasa (6/6/2023).

Baca juga: HUT Ke-19, Perusahaan Konstruksi PP Presisi Gelar Program CSR

Dok. Shutterstock/Steve Morfi Ilustrasi batu bara

Gede menjelaskan, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru dengan target kontrak baru dalam rentang Rp 6 triliun hingga Rp 7 triliun pada 2023. Angka ini meningkat 20 sampai 30 persen dari tahun sebelumnya.

"Yang mana perolehan kontrak pada jasa pertambangan terus meningkat dari tahun ke tahun sesuai dengan target perseroan," tutur dia.

Dalam upaya untuk perluasan portofolio pertambangan, perseroan telah mengumumkan rencana untuk merambah ke dalam pertambangan mineral lainnya seperti bauksit dan emas, selain pertambangan nikel yang saat ini sedang dikerjakan.

Perseroan saat ini memiliki Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP).

Baca juga: RUPS Perusahaan Konstruksi PP Presisi Setujui Penggunaan Laba Bersih 2022