SESA Hadirkan Panci GreenPan, Tanpa PFAS Pemicu Kanker

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini masih banyak peralatan masak yang dijual di pasaran, seperti panci, wajan, hingga rice cooker, yang menggunakan lapisan antilengket berbahaya.

Salah satu unsur yang paling sering dipakai untuk peralatan masak adalah substansi PFAS (Per- and Polyfluoroalkyl Substances). PFAS adalah sebuah substansi kimia yang bersifat oleophobic (antiminyak) dan hydrophobic (antiair).

Karena sifatnya, substansi ini banyak dimanfaatkan dalam industri elektronik, dan otomotif. Namun, jika digunakan dan terkonsumsi oleh manusia dan hewan, PFAS dapat menimbulkan beberapa gejala efek samping, di antaranya gangguan hormon tiroid hingga kanker.

Baca juga: Cara Membersihkan Bagian Luar Panci yang Gosong

Shutterstock/LightField Studios Ilustrasi kompor listrik atau kompor induksi, ilustrasi memasak menggunakan kompor listrik. Pakai kompor listrik bakal lebih hemat atau boros biaya?

PFAS akan terlepas dari permukaan panci ketika terkena panas yang berlebih, dan bercampur dengan makanan yang sedang dimasak.

Mengingat efek berbahaya substansi PFAS merupakan efek jangka panjang yang tidak akan terasa dalam waktu dekat, risikonya merupakan silent toxic bagi tubuh.

Kondisi ini mendorong SESA, perusahaan yang memproduksi, menjual dan mendistribusikan produk sehat, untuk menghadirkan GreenPan sebagai jawaban dari masalah tersebut.

GreenPan adalah merek panci sehat berlapis keramik antilengket dan antigores yang berasal dari material alami.

Baca juga: Bisakah Panci Besi Cor Dimasukkan ke Dalam Oven?

Lapisannya yang aman bagi kesehatan dinamakan Thermolon, yang terbuat dari bahan turunan pasir, sehingga tidak memerlukan bahan kima beracun seperti PFAS dan PFOA dalam proses produksinya.

“Karena terbuat dari bahan alami dan nol persen racun, GreenPan 100 persen sangat aman jika bereaksi dengan panas seperti terkelupas atau tidak sengaja terbawa masuk ke dalam masakan. Jadi selain tetap dapat menyajikan masakan bergizi, para ibu juga tak peru khawatir akan bahaya karsinogenik pemicu kanker yang terbawa masuk ke dalam tubuh,” ungkap Reni Rahmawati, ahli gizi dari SESA dalam siaran pers, Jumat (3/2/2023).