Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tanaman Hias yang Dapat Mengurangi Polutan di Ruangan

Kompas.com - 27/01/2023, 20:30 WIB
Aniza Pratiwi,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek seperti memasang karpet baru dan mengecat dinding dapat melepaskan bahan kimia yang mencemari udara dalam ruangan. Untungnya, beberapa tanaman hias dapat menjadi pembersih polutan di dalam ruangan. 

Ilmuwan lingkungan Bill Wolverton, mengatakan untuk hasil terbaik, tempatkan tanaman pembersih udara sebanyak mungkin di ruangan yang paling sering digunakan. 

Baca juga: Catat, Ini Dosis Penggunaan Furadan untuk Setiap Tanaman

Artinya, Anda membutuhkan setidaknya dua tanaman dalam pot berukuran 25-30 sentimeter per sembilan meter persegi.

Pastikan tidak menyiram tanaman terlalu banyak karena terlalu banyak kelembapan dapat menyebabkan pertumbuhan jamur.

Dilansir dari Thisoldhouse, Jumat (27/1/2023), berikut pilihan tanaman yang dapat mengurangi polutan di dalam ruangan.   

Baca juga: Cara Mengatasi Kerontokan Bunga dan Buah Tanaman Cabai

English ivy 

Ilustrasi tanaman English Ivy, yang merupakan salah satu tanaman pembersih udara di rumah. SHUTTERSTOCK/ARTBACKGROUND Ilustrasi tanaman English Ivy, yang merupakan salah satu tanaman pembersih udara di rumah.
Tanaman merambat yang hangat dan memanjat ini tumbuh subur di ruang kecil. Dedaunan English ivy yang lebat bisa menyerap formaldehida, polutan dalam ruangan yang paling umum yang muncul dalam resin papan lantai kayu dan pewarna karpet sintetis. 

Peace lily

Di antara beberapa pemurni udara yang berbunga, peace lily atau lily perdamaian beradaptasi  baik pada cahaya redup, tetapi membutuhkan penyiraman mingguan, namun beracun bagi hewan peliharaan.

Peace lily dapat menghilangkan VOC benzena, karsinogen yang ditemukan pada cat dan lilin furnitur. Selain itu, menyedot aseton yang dipancarkan peralatan elektronik, perekat, dan pembersih tertentu. 

Baca juga: Hindari, 6 Tanaman Ini Tidak Boleh Ditanam Berdekatan dengan Tomat 

Lady palm

Lady palm mudah tumbuh dan memerlukan beberapa saat untuk mulai tumbuh ke atas. Namun, begitu itu terjadi, daunnya yang berpola seperti kipas akan menambah pesona tempat mana pun.

Tanaman ini menargetkan amonia, musuh sistem pernapasan dan bahan utama pembersih, tekstil, dan pewarna.  

Baca juga: 12 Tanaman Sayuran Hidroponik yang Cepat Tumbuh dan Panen

Pakis Boston

Ilustrasi tanaman hias pakis Boston. SHUTTERSTOCK/JADEZMITH Ilustrasi tanaman hias pakis Boston.
Pertama kali dipopulerkan selama era Victoria, pakis Boston menampilkan daun seperti bulu dan melengkung yang sangat cocok untuk keranjang gantung dalam ruangan.

Pakis Boston dianggap sebagai salah satu pemurni udara paling efisien, tetapi terbukti agak sulit dirawat karena kebutuhannya akan kelembapan yang konstan.

Pakis Boston bekerja sangat baik menghilangkan formaldehida yang ditemukan di beberapa lem serta produk kayu tekan, termasuk lemari, panel kayu lapis, dan furnitur.

Beberapa penelitian juga menunjukkan pakis Boston dapat menghilangkan logam beracun, seperti merkuri dan arsenik, dari tanah.  

Baca juga: Menyiram Tanaman dari Bawah Pot, Efektifkah?

Lidah mertua 

Tanaman berdaun tajam ini tumbuh subur di tempat minim cahaya. Pada malam hari, tanaman lidah mertua menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen (kebalikan dari proses yang dialami sebagian besar tanaman).

Letakkan tanaman lidah mertua di kamar tidur untuk menambahkan sedikit oksigen saat Anda tidur. Selain membantu menurunkan karbon dioksida, tanaman lidah mertua juga menghilangkan formaldehida dan benzena di udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com