JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa orang sudah familiar bahwa memberikan tanaman catnip dapat membuat kucing merasa tenang, terutama jika mereka sedang stres.
Catnip juga bisa dimanfaatkan untuk membantu melatih kucing seperti mengoleskannya ke tiang garukan kucing guna mencegahnya menggaruk furnitur.
Baca juga: Simak, Ini Manfaat Catnip untuk Kucing
Akan tetapi, ada beberapa pemilik kucing yang mengatakan bahwa catnip tidak mempengaruhi sahabat bulunya.
Lantas, apakah catnip tidak disukai semua kucing? Atau pemberian catnip kurang tepat sehingga efeknya tidak dirasakan kucing?
Ada beragam catnip yang dijual di toko hewan peliharaan, dari catnip berbentuk bubuk halus, cairan untuk disemprot, catnip kering, hingga biskuit catnip.
Dokter hewan, Wailani Sung, menuliskan dalam PetMD, Jumat (4/11/2022), catnip yang sering ditemuikan terbuat dari dari tanaman Nepeta cataria yang dikeringkan.
“Ketika dikeringkan, tanaman ini mengeluarkan aroma lebih pekat dan menyebabkan kucing menanggapinya dengan sangat antusias,” ujarnya.
Baca juga: Seberapa Sering Sebaiknya Kucing Diberikan Catnip?
Ketika ditaburkan atau disemprotkan pada obyek apa pun, catnip menghasilkan efek tertentu pada banyak kucing.
Biasanya, catnip memiliki efek perilaku yang berbeda pada kucing, dari berguling-guling, menggosokkan diri pada catnip atau benda yang diolesi catnip, atau mengendus catnip dengan intens.
Kucing juga bisa menggosok dagu dan pipinya ke seluruh permukaan tempat catnip dioleskan. Berdasarkan perilaku dan bahasa tubuh kucing, diasumsikan bahwa mereka menikmati sensasi yang ditimbulkan catnip.
“Paparan catnip meningkatkan perilaku bermain dan tingkat aktivitas serta meningkatkan kesejahteraan kucing di tempat penampungan,” kata Sung.
Bahkan, pemilik kucing menggunakan catnip untuk mendorong sahabat bulunya bermain dengan mainan tertentu atau menggaruk pada tiang garukan kucing.
Baca juga: Bolehkan Memberikan Catnip pada Anjing Peliharaan?
Sung mengungkapkan, ternyata tidak semua kucing menyukai atau merespons catnip. Bahkan, sebuah literatur ilmiah hanya mencatat sekitar 50-70 persen kucing saja yang menunjukkan respons positif.