KOMPAS.com - Herbisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma. Jenis herbisida sangat beragam, bahkan bisa disesuaikan dengan jenis gulma yang ingin dikendalikan.
Pengendalikan gulma menggunakan herbisida diketahui sudah ada sejak akhir abada ke-19. Akan tetapi, pada saat itu bahan yang digunakan masih sederhana.
Saat ini hebisida sudah banyak dikembangkan. Bahan-bahan yang digunakan juga sangat beragam. Wajar jika akhirnya jenisnya sangat banyak.
Baca juga: Mudah, Begini Cara Membuat Herbisida dari Bahan-bahan di Dapur
Berdasarkan keterangan di buku Panduan Lengkap Kakao karya T. Wahyudi, T.R. Panggabean, dan Pujiyanto, Rabu (27/7/2022), herbisida bisa diklasifikasikan berdasarkan cara kerjanya, waktu aplikasi, dan selektivitas. Berikut penjelasan lengkapnya.
Jika dilihat dari cara kerjanya, herbisida terbagi menjadi dua jenis yaitu herbisida kontak dan sistemik. Berikut ulasannya.
Herbisida kontak adalah hebisida yang bisa mematikan jaringan tumbuhan yang terkena langsung dengan bahan kimia tersebut. Bahan aktif herbisida ini tidak atau sedikit sekali yang ditranslokasikan ke jaringan lain.
Golongan herbisida ini jika diaplikasi pada gulma, bahan aktifnya bisa ditranslokasikan ke bagian gulma lainnya. Herbisida sistemik juga bisa dimaknai sebagai herbisida yang cara kerjanya masuk ke jaringan gulma tersebut.
Baca juga: 6 Cara Pengendalian Gulma pada Tanaman Cabai yang Perlu Diketahui
Herbisida ini banyak digunakan untuk mengendalikan gulma yang mempunyai organ perkembangbiakan di dalam tanah. Contohnya, alang-alang dan teki.
Klasifikasi herbisida juga bisa dilihat dari selektivitasnya atau kemampuan bahan kimia tersebut untuk mengendalikan gulma. Adapun jenis gulma yang masuk dalam kelompok ini, sebagai berikut.