JAKARTA, KOMPAS.com - Produk halal sangat penting bagi masyarakat Indonesia memiliki jumlah pemeluk agama Islam yang sangat besar. Produk halal tidak hanya mencakup makanan dan minuman, namun juga produk pembersih, perawatan diri, hingga perangkat elektronik.
Tahun 2022 diproyeksikan menjadi tahun percepatan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
Sejumlah pemangku kepentingan dan regulator telah menyiapkan strategi agar ekonomi syariah menjadi salah satu penunjang pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19.
Baca juga: MR DIY Indonesia Tidak Menaikkan Harga Produk meski PPN Naik 11 Persen
Berdasarkan laporan Indonesia Halal Markets Reports 2021/2022, dengan mendorong pertumbuhan ekspor produk halal, Foreign Direct Investment (FDI) dan substitusi impor, Indonesia berpotensi meningkatkan PDB nasional sebesar 5,1 miliar dolar AS per tahun.
Hal ini menunjukan bahwa kapabilitas dan kapasitas Indonesia dalam menggarap pasar halal sangatlah besar.
Menurut Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Prijono, Indonesia sudah cukup lama memiliki potensi terpendam terkait pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Namun seiring berjalannya waktu, potensi tersebut tak kunjung bisa dimaksimalkan lantaran sejumlah hal.
Baca juga: Produk Kerajinan Enamel Batik Asal Yogyakarta Tembus Pasar Belanda
Menurut dia, harapan agar industri produk halal dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia bukan merupakan hal yang bisa dicapai secara mudah.
Perlu dukungan semua pihak, mulai dari ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan inovatif, hingga kebutuhan pembiayaan modal kerja dari kalangan perbankan.