JAKARTA, KOMPAS.com—Kita tentu sudah akrab dengan pemutih pakaian. Tak hanya bisa membuat pakaian putih semakin bersih, pemutih pakaian juga bisa digunakan sebagai disinfektan.
Cairan kimia ini sebaiknya dimiliki oleh setiap keluarga untuk membersihkan pakaian dan mendisinfektan permukaan apapun yang ada di rumah.
Bahan utama pemutih pakaian adalah natrium hipoklorit, yang dapat mendegradasi protein mikroorganisme, sehingga membunuh bakteri, jamur, dan virus.
Karena itulah saat pandemi virus corona pemutih pakaian menjadi bahan yang dicari untuk mendisinfektan apapun.
Namun sebenarnya, menggunakan pemutih haruslah dengan benar. Karena jika tidak, pemutih bisa tidak efektif untuk menghilangkan noda serta kuman, bakteri, virus dan jamur.
Untuk menggunakan pemutih dengan benar dan efektif, ada baiknya kamu mengetahui fakta-fakta tentang pemuith.
Berikut adalah delapan fakta tentang pemutih yang dilansir dari Asiaone, Senin (22/11/2021).
Baca juga: 7 Kesalahan Mencuci Pakaian yang Sering Dilakukan Banyak Orang
Beberapa orang mungkin menimbun banyak pemutih di rumah selama masa pandemi virus corona. Padahal, pemutih bisa kedaluwarsa, lho!
Sodium hipoklorit, bahan bakterisida, sebenarnya tidak stabil dan dapat membusuk seiring waktu.
Meskipun beberapa formulasi akan menyertakan stabilisator untuk mengurangi laju pembusukan, Dewan Konsumen Amerika merekomendasikan bahwa masyarakat harus menggunakannya dalam waktu 3 tahun.
Konsentrasi natrium hipoklorit dalam pemutih rumah tangga umumnya 5,25 persen.
Namun untuk takaran pencairannya berbeda-beda antara satu pemutih dan yang lainnya. Untuk itu kamu harus memperhatikan label pada kemasan saat membeli.