Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 18/08/2022, 20:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Ilustrasi jamur tiram. FREEPIK/AZERBAIJAN_STOCKERS Ilustrasi jamur tiram.

Hama lainnya yang biasa menyerang jamur tiram adalah kepik. Hama kepik ini muncul karena adanya pangkal jamur yang masih tertanam di baglog.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa UNY Basmi Tungau di Jamur Kuping dengan Biji Sirsak

Kepik merupakan cikal bakal datangnya hama ulat juga. Cegah dengan membersihkan kumbung, menyemprotnya dengan formalin dan meletakan kumbung tidak terlalu dekat dengan kandang ternak.

4. Panen jamur tiram

Jamur yang sudah bisa dipanen adalah jamur yang sudah mekar dan besar. Ujungnya nampak seperti mahkota bunga berwarna putih.

Segeralah memanen jamur tiram sebelum tudungnya pecah. Jika Anda memanen jamur saat tudung pecah, warnanya akan berubah menjadi kuning kecokelatan.

Selain itu, jamur tiram akan mudah layu. Lakukan pemanenan sesuai jadwal, yakni berjarak sekitar dua minggu sejak panen pertama.

Baca juga: Kisah Bisnis IP Farm, dari Budidaya Jamur hingga Kelola Agrowisata di Lembang

Jika baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam waktu satu hingga dua minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5 hingga 8 kali, bila perawatannya baik.

Baglog dengan bobot sekitar 1 kilogram akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7 hingga 0,8 kilogram. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos.

Panen dilakukan pada jamur yang telah mekar dan membesar, yakni ketika ujung-ujungnya telah terlihat meruncing, namun tudungnya belum pecah, warnanya masih putih bersih.

Bila masa panen lewat setengah hari saja, maka warna bisa menjadi agak kuning kecokelatan dan tudungnya akan pecah. Dengan kondisi ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama.

Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar dua hingga tiga minggu lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com