Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/05/2021, 10:32 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Ilustrasi kucing Ragamuffin.SHUTTERSTOCK/EVRYMMNT Ilustrasi kucing Ragamuffin.

3. Tidak makan

Beberapa obat yang dikonsumsi kucing yang sedang sakit, juga dapat merusak indra pengecap dan penciuman kucing Anda, sehingga membuatnya kurang tertarik pada makanan.

Cobalah menghangatkan makanannya atau tambahkan sedikit jus tuna untuk meningkatkan baunya dan membuatnya lebih tertarik untuk makan.

Ada juga obat-obatan yang dapat diresepkan oleh dokter hewan untuk membantu mendorong kucing Anda makan.

Baca juga: Tips Memperkenalkan Kucing pada Bayi Baru

Obat anti-muntah seperti Cerenia dapat membantu melawan mual, dan perangsang nafsu makan seperti mirtazapine dapat meningkatkan keinginan kucing untuk makan. 

4. Tidak minum

Kucing yang sakit juga sering kali tidak tertarik untuk minum, yang dapat menyebabkan dehidrasi dengan cepat. Jika kucing masih makan, Anda dapat meningkatkan asupan cairannya dengan memberi makan makanan kaleng dan menambahkan air ke makanannya.

Dalam beberapa kasus, Anda mungkin bisa memberinya air dengan semprit oral atau botol semprot, tetapi ini harus dilakukan dengan hati-hati.

Arahkan moncong kucing Anda ke bawah dan hanya menyemprotkan sedikit air ke dalam mulutnya. Memaksanya untuk minum terlalu banyak air sekaligus dapat menyebabkan air turun ke trakea dan masuk ke paru-parunya, menyebabkan tersedak dan bahkan pneumonia aspirasi.

Baca juga: Berapa Banyak Kucing Harus Diberi Makan?


5. Kelesuan

Saat kucing Anda mendekati akhir hidupnya, dia mungkin akan kurang aktif. Dia akan tidur lebih banyak dan mungkin menjadi lemah saat dia bangun.

Beberapa kucing mungkin juga tampak depresi dan lesu.

6. Denyut jantung turun

Tergantung pada usianya dan apa yang dilakukannya, jantung kucing rata-rata berdetak 140 hingga 220 detak per menit.

Saat jantung kucing melemah, dan hewan tersebut hampir mati, detak jantungnya turun drastis hingga hanya sebagian kecil dari detak normalnya. Menjelang akhir, ada jeda yang lebih lama dan lebih lama di antara setiap detak dan polanya menjadi sangat tidak teratur sampai jantung berhenti.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com