Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bahan Kimia yang Sebaiknya Dikurangi dalam Rutinitas Pembersihan

Kompas.com - 06/04/2021, 13:58 WIB
Abdul Haris Maulana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi mewujudkan rumah yang bersih dan nyaman secara menyeluruh, setiap penghuni rumah biasanya akan melakukan kegiatan pembersihan atau bersih-bersih yang dilakukan beberapa minggu sekali.

Saat hendak melakukan kegiatan bersih-bersih pada berbagai area rumah dan perabotan, hampir semua orang pasti bergantung atau mengandalkan beragam produk pembersih, agar proses pembersihan jadi lebih mudah.

Namun, perlu kamu ketahui bahwa produk pembersih konvensional seringkali mengandung beberapa bahan yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia.

Baca juga: Hati-hati, Ini 5 Kesalahan dalam Membersihkan Rumah

Dilansir dari beberapa sumber, Selasa (6/4/2021), berikut ini adalah 5 bahan kimia yang mungkin ingin kamu hentikan, dan alternatif yang lebih sehat untuk pembersih yang lebih bersih.

Ilustrasi produk pembersih rumah. SHUTTERSTOCK/LUMENST Ilustrasi produk pembersih rumah.

1. Phthalate

Phthalate atau ftalat sering ditemukan dalam produk pembersih untuk memberikan aroma yang menyenangkan.

Phthalate adalah senyawa kimia sintetik semivolatile yang dikenal sebagai pengganggu endokrin, yaitu bahan kimia yang dapat sebabkan tumor kanker, cacat lahir, dan berbagai gangguan perkembangan.

Penelitian menunjukkan bahwa paparan phthalate terutama terjadi melalui penghirupan, diikuti oleh kontak kulit.

Baca juga: 8 Cara Membersihkan Rumah yang Salah, Justru Bikin Kotor

Oleh karena itu, pilih produk bebas pewangi dan tambahkan beberapa tetes minyak esensial.

Minyak esensial lavender memberikan aroma yang menenangkan, sementara minyak esensial lemon menawarkan aroma segar dan juga zat pencerah alami.

2. 2-Butoksiethanol

Populer sebagai pembersih di jendela, dapur, dan pembersih serbaguna, 2-butoxyethanol atau 2-butoksiethanol membantu melarutkan zat seperti minyak dan kotoran.

Saat bahan kimia ini banyak digunakan, hal itu dapat menyebabkan sakit tenggorokan saat dihirup.

Sementara paparan 2-butoksiethanol dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan masalah pernapasan, tekanan darah rendah, penurunan kadar hemoglobin, kerusakan hati dan ginjal, dan lebih banyak masalah kesehatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com