Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2020, 15:24 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kotoran hewan adalah amandemen tanah yang berharga untuk tanaman.

Tak hanya dapat memberikan nutrisi primer seperti nitrogen, fosfor, kalium, serta mikronutrien untuk pertumbuhan tanaman, namun juga merupakan sumber bahan organik.

Berbagai manfaat dari kotoran hewan ini beragam, yakni dapat memperbaiki drainase di tanah lempung, menyediakan sumber nutrisi dan mendorong pertumbuhan organisme tanah.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Organik untuk Tanaman

 

Dilansir dari wimastergardener, Rabu (2/12/2020), kotoran yang digunakan sebagai pupuk ini biasanya berasal dari herbivora atau hewan pemakan tumbuhan seperti sapi, domba, ayam, dan sebagainya.

Yang perlu diingat adalah hindari menggunakan pupuk kompos dari kotoran kucing, anjing, atau babi.

Kotoran segar

Kotoran segar biasanya memiliki jumlah amonium atau nitrogen larut yang tinggi yang memiliki kandungan nitrogen yang lebih tinggi dibanding yang sudah dijadikan pupuk kandang.

Kotoran unggas mengandung amonia yang tinggi namun mudah terbakar jika diaplikasikan secara berlebihan. Karena jumlahnya yang tinggi amonia-nitrogen dalam kotoran segar itu harus dimasukkan 6 hingga 8 inci dalam waktu 12 jam ke dalam tanah.

Baca juga: Kenali Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 yang Asli

Garam dalam kotoran segar juga cenderung tinggi terutama pada kotoran ayam, kalkun, atau unggas lainnya. Untuk menghindari kerusakan garam, tunggu 3 hingga 4 hari sebelum menanam apapun di area tersebut.

Kotoran segar mungkin mengandung banyak benih gulma dan dapat menyebabkan masalah gulma. Terutama dalam kotoran kuda, sebab ia tidak mencerna apa yang dimakan sehingga makanan yang dimakan tidak tercerna secara sempurna.

Namun, karena berpotensi menularkan patogen manusia, seperti E. coli, kotoran segar tidak boleh digunakan untuk buah dan sayuran.

Jika Anda menanam tanaman seperti wortel, bit, atau kentang, sebab itu mengaplikasikan pupuk kandang menjadi opsi yang terbaik. Pada tanaman yang dapat dimakan lainnya, aplikasi pupuk segar harus dilakukan setidaknya tiga bulan sebelum panen.

Salah seorang anggota kelompok tani Berkat Usaha memanen cabai rawit yang berbuah lebat berkat pupuk kascing yang dihasilkan dari budidaya cacing merah di Kelurahan Ukui, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau, Sabtu (24/10/2020).KOMPAS.COM/IDON Salah seorang anggota kelompok tani Berkat Usaha memanen cabai rawit yang berbuah lebat berkat pupuk kascing yang dihasilkan dari budidaya cacing merah di Kelurahan Ukui, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau, Sabtu (24/10/2020).

Pupuk kompos

Pengomposan pupuk kandang dapat menghilangkan beberapa masalah kotoran segar termasuk bau.

Selain itu, lebih ringan dan mudah diangkut serta proses pengomposan dapat membunuh benih gulma dan patogen jika tumpukan memanas di atas 62 derajat celcius.

Namun, pupuk kompos memiliki ketersediaan nitrogen yang lebih rendah dan akan berkontribusi lebih banyak pada kandungan bahan organik tanah dibandingkan dengan pupuk segar.

Baca juga: Lidah Buaya Juga Bisa Jadi Pupuk Alami Tanaman Hias

 

Pupuk kandang

Kandungan nutrisi pupuk kandang sangat bervariasi tergantung pada banyak faktor. Ketersediaan unsur hara dari pupuk kandang untuk pertumbuhan tanaman akan bergantung pada pemecahan dan pelepasan dari komponen organik tersebut.

Umumnya, 70 hingga 80 persen fosfor dan 80 hingga 90 persen kalium akan tersedia dari pupuk kandang pada tahun pertama setelah aplikasi.

Penggunaan pupuk kandang yang tepat pada tanaman dapat memasok tanaman dengan nutrisi dan membantu memperbaiki struktur tanah.

Namun, memberikan terlalu banyak pupuk kandang dapat menyebabkan pencucian nitrat, limpasan nutrisi, pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dan, untuk beberapa kotoran, menyebabkan kerusakan garam.

Baca juga: Manfaat dan Cara Menggunakan Pupuk TSP untuk Suburkan Tanaman

Secara umum, saat menggunakan pupuk kandang (selain produk yang diproses secara komersial) di pekarangan rumah, yang terbaik adalah membiarkannya menua terlebih dahulu selama 6 bulan untuk menghindari potensi masalah.

Cara yang ideal untuk melakukan ini adalah dengan menyebarkan pupuk kandang di musim gugur atau musim dingin dan memasukkannya ke dalam tanaman di musim semi sebelum ditanam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com