JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman cabai yang ditanam dapat tersersng organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Apabila tanaman cabai tampak kerdil, berdaun kuning, serta tidak menghasilkan buah, waspadalah terhadap serangan kutu kebul.
Dikutip dari laman Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian RI, Sabtu (4/12/2021), hama kutu kebul (Bemisia tabaci) merusak dengan menularkan virus kuning atau virus gemini yang mengakibatkan penyakit kuning keriting.
Virus kuning ditemukan di dataran rendah dari 100 mdpl hingga dataran tinggi di atas 1.000 mdpl. Virus dapat menyerang berbagai umur tanaman.
Virus kuning ini menyerang berbagai varietas cabai dan menyebabkan kehilangan hasil 20 hingga 90 persen.
Gejala serangan virus ini adalah pada awalnya daun muda atau pucuk cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan. Gejala melanjut dengan hampir seluruh dan muda atau pucuk berwarna kuning cerah, daun cekung dan mengkerut berukuran lebih kecil dan lebih tebal.
Gejala lain adalah daun berwarna mosaik klorosis.
Pengendalian penyakit kuning keriting ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Akan tetapi, intinya adalah segala upaya terpadu untuk menghalangi terjadinya infeksi terutama pada waktu tanaman masih muda.
Hasil beberapa penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang menganjurkan beberapa langkah mengatasi penyakit kuning pada tanaman cabai.
Salah satunya gunakan varietas toleran atau tahan, yakni Tanjung-1, Tanjung-2, Lembang-1 atau varietas hibrida yang sudah beradaptasi baik seperti Hot Beauty, Hot Chili, TM 999 dan lainnya.
Pengendalian lainnya dengan menggunakan benih yang berkualitas, lalu penggunaan persemaian yang benar, imunisasi tanaman muda, pengolahan tanah dan pemupukan berimbang, penggunaan mulsa plastik hitam perak, penanaman tanaman penghadang, sanitasi, dan pencabutan tanaman sakit.
Untuk mengurangi populasi kutu kebul dapat dilakukan tumpangsari berbagai jenis tanaman, atau menggunakan perangkap. Anda juga dapat manfaatkan musuh alaminya, juga penggunaan cendawan entomopatogen.
Penggunaan insektisida nabati juga dapat dilakukan, untuk mengurangi residu pestisida pada produk sayuran dan lingkungan.
https://www.kompas.com/homey/read/2021/12/04/075600776/mengenal-virus-kuning-pada-tanaman-cabai-dan-cara-menanganinya