JAKARTA, KOMPAS.com--Serial Squid Game kini tengah hangat diperbincangkan. Serial dari Korea Selatan ini menceritakan tentang sekelompok 456 pemain menghadapi masalah ekonomi yang telah diundang untuk menjadi bagian dari enam permainan tradisional anak-anak khas Korea Selatan.
Siapapun yang berhasil melewati setiap babak, akan semakin dekat dengan hadiah uang tunai senilai 45.600.000.000 won atau setara dengan Rp 537 miliar. Sayangnya, siapapun yang kalah harus mati dan merelakan nyawa mereka.
Serial ini telah menerima pujian di seluruh dunia untuk naskah, arahan, akting, dan desain set. “Secara estetis, kami menciptakan tempat dan pajangan yang mencoba membuat pemirsa berpikir tentang niat tersembunyi dari permainan cumi-cumi bersama kami,” kata Chae Kyoung-Sun, selaku Art Director atau penat artistik dalam wawancara Netflix seperti dilansir dari Design Boom, Kamis (15/10/2021).
Selain cerita dan akting para pemain yang ciamik, penonton juga dimanjakan dengan setting ikonik yang digarap serius oleh Chae Kyoung-Sun dan tim.
Set yang dibuat sangat memorable, beberapa diantaranya bahkan dibuat hanya untuk satu scene saja.
Berikut adalah ulasan tentang desain set dari serial Squid Game yang menarik untuk disimak:
1. Warna-warni
Setiap set diberi warna-warna berani khas anak-anak. Ini diterapkan di hampir semua set, kecuali bagian bawah tanah
Bila dicermati, setiap rangkaian penuh dengan referensi yang menampilkan kontradiksi masyarakat modern. Diwarnai dengan warna-warna cerah yang mengingatkan pada masa kanak-kanak, arsitektur digunakan sebagai sumber daya lain untuk membuat aktor dan penonton merasa tidak nyaman.
"Setiap kali kami pindah ke set yang berbeda, aku bertanya-tanya bagaimana yang ini akan terlihat, itu membuatku sangat penasaran," ujar aktor Lee Jung Jae dalam wawancara Netflix di youtube.
2. Ruang yang bersih
Dalam beberapa set, penata artistik mengaturnya hingga tampak bersih. Sama seperti warna, ini dilakukan agar penonton juga semakin terganggu.
Kebersihan dalam ruang bermain juga tampak sangat kontras dengan ruang gelap lain seperti lorong bawah tanah dan juga dunia luar yang digambarkan gelap dan dingin.
Pada salah satu scene, para pemain dibawa ke sebuah ruangan yang penuh anak tangga.
Sutradara Squid Game, Hwang Dong-Hyuk, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia terinspirasi oleh "Relativity" yakni, sebuah cetakan litograf karya seniman Belanda M. C. Escher, pertama kali dicetak pada bulan Desember 1953. Dalam cetakan tersebut beberapa anak tangga tampak bersusun persis seperti salah satu set dari serial Squid Game.
Selain itu, set tangga bersusun juga terinspirasi dari La Muralla Roja karya arsitek Spanyol, Ricardo Bofill.
Asrama, atau tempat para peserta tidur, tampak seperti amfiteater bertingkat yang terbuat dari tempat tidur susun.
Tempat tidur terdiri dari beberapa susun, bahkan ada yang sampai tujuh tingkat, lho! Sang sutradara mengatakan bahwa hal ini sengaja dibuat berdasarkan usul dari penata artistik yang terinspirasi dari konsep toko gudang.
"Daripada memperlakukan mereka (peserta) seperti manusia, dia (Chae Kyoung-Sun) menyarankan agar para kontestan disajikan seperti benda-benda yang ditumpuk di rak gudang," ujar Hwang Dong-Hyuk.
Tentang desain, penata artistik Chae Kyung-Sun menambahkan, "Karena masyarakat modern selalu bersaing untuk menaiki tangga, kami berpikir untuk menggambarkannya dalam desain tempat tidur," ujar Chae Kyung-Sun.
Desain khas anak-anak terlihat dari permainan pertama yakni, Lampu Merah-Lampu Hijau, di mana boneka robot raksasa melakukan permainan. Dilengkapi dengan kamera sebagai mata, boneka itu akan mengawasi para pemain.
Di sekitar tempat bermain, penata artistik memberikan aksen awan dan juga pohon tepat di belakang boneka.
Untuk tantangan dalgona candy, pemain ditempatkan di taman bermain di mana seluncuran, ayunan, dan besi panjatan berukuran besar diletakkan di sana.
"Ketika kami masih kecil, taman bermain itu tampak sangat besar," kata Hwang.
"Jadi kami membangun taman bermain raksasa untuk orang dewasa," imbuhnya.
Rasa tidak nyaman kembali coba dibankitkan di saat pemain ditempatkan di ruang tunggu yang serba putih.
Terkait hal ini, direktur seni Chae Kyung-Sun menjelaskan bahwa mereka
"(Berusaha menciptakan) semacam perasaan tidak nyaman yang berasal dari ruangan putih, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kami ingin membuat ruang yang tidak diketahui," ujarnya.
https://www.kompas.com/homey/read/2021/10/15/210145776/desain-di-set-serial-squid-game-khas-anak-anak-tapi-menegangkan