ANKARA, KOMPAS.com - Turkiye pada Selasa (3/10/2023) menangkap 67 tersangka milisi Kurdi dan pendukung mereka setelah serangan bom di ibu kota Ankara melukai dua polisi.
Penggerebekan di tenggara Turki yang mayoritas penduduknya Kurdi terjadi dua hari setelah cabang Partai Pekerja Kurdistan (PKK)--terdaftar sebagai kelompok teror oleh Turkiye dan para sekutu Baratnya--mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Minggu (1/10/2023).
Polisi menembak mati salah satu pelaku, sedangkan satu orang lainnya tewas dalam bom bunuh diri di luar Kementerian Dalam Negeri Turkiye.
Baca juga: Ledakan Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Turkiye, 2 Polisi Luka-luka
Bom meledak beberapa jam sebelum Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menghadiri sidang pembukaan parlemen.
Dikutip dari kantor berita AFP, Menteri Dalam Negeri Turkiye Ali Yerlikaya mengatakan bahwa dinas keamanan menahan 67 anggota organisasi teroris di 16 provinsi.
Turkiye pada Minggu (1/10/2023) juga melancarkan serangan udara terhadap lokasi yang diduga pangkalan belakang PKK di pegunungan Irak utara.
PKK melancarkan pemberontakan sejak 1984 yang menewaskan puluhan ribu nyawa di Turkiye.
Gelombang operasi militer Turki memukul mundur kelompok tersebut ke negara tetangga, Irak.
Baca juga:
Bom bunuh diri PKK bertepatan dengan pembukaan sidang parlemen Turkiye ketika anggota parlemen akan diminta meratifikasi Swedia bergabung ke aliansi pertahanan NATO.
Ratifikasi dari Turkiye tertunda karena kemarahan atas penolakan polisi Swedia melarang demonstrasi yang dilakukan PKK dan pendukung mereka di Stockholm.
Beberapa analis menduga PKK mungkin hendak menghalangi ratifikasi Turkiye, karena dapat berujung perbaikan hubungan tegang Ankara dengan Washington.
Turkiye juga berusaha membuat AS menghentikan dukungannya terhadap milisi Kurdi dari kelompok YPG di Suriah.
Perubahan kebijakan ini kemungkinan diharapkan Turkiye sebagai imbalan atas ratifikasinya.
AS mengandalkan YPG untuk melawan ISIS di Suriah, tetapi Turkiye memandang YPG sebagai organisasi kembaran PKK.
Baca juga: Sempat Tentang Finlandia dan Swedia Masuk NATO, Kenapa Turkiye Berubah Pikiran?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.