WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Komando Pusat Pentagon telah memerintahkan wawancara terhadap sekitar dua lusin anggota militer lainnya yang berada di bandara Kabul.
Para pelaku bom bunuh diri itu menyerang selama penarikan pasukan AS dari Afghanistan yang kacau. Serangan mematikan itu diyakini sebenarnya bisa dihentikan.
Wawancara yang diperintahkan oleh Erik Kurilla, seorang jenderal dan kepala Komando Pusat AS, sebagian dipicu pernyataan dari setidaknya satu anggota militer yang terluka dalam ledakan tersebut.
Baca juga: Taliban Bunuh Dalang Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul
Anggota itu mengaku tidak pernah diwawancarai mengenai hal tersebut dan bahwa dia mungkin bisa menghentikan para penyerang.
Wawancara dimaksudkan untuk melihat apakah anggota militer yang tidak dilibatkan dalam penyelidikan awal mempunyai informasi baru atau berbeda.
Dilansir dari Guardian, keputusan tersebut, menurut para pejabat, tidak membuka kembali penyelidikan pemerintah terhadap pengeboman mematikan dan penarikan diri dua tahun lalu.
Namun wawancara tambahan mungkin akan dimanfaatkan para kritikus di Kongres, sebagian besar dari Partai Republik, sebagai bukti bahwa pemerintahan kepresidenan Joe Biden ceroboh dalam penyelidikan serangan tersebut, selain kesalahan dalam menangani penarikan pasukan.
Beberapa keluarga korban tewas dan terluka mengeluh bahwa Pentagon tidak cukup transparan mengenai pemboman yang menewaskan 170 warga Afghanistan dan 13 anggota militer AS.
Investigasi Komando Pusat AS menyimpulkan pada bulan November 2021 bahwa situasi keamanan di Gerbang Abbey bandara ketika warga Afghanistan semakin putus asa untuk melarikan diri memanglah buruk
“Serangan itu tidak dapat dicegah secara taktis tanpa menurunkan misi untuk memaksimalkan jumlah pengungsi," sebutnya.
Baca juga: Taliban Bunuh Dalang Pengeboman Bandara Kabul yang Tewaskan 170 Warga Afghanistan pada 2021
Pentagon mengatakan bahwa peninjauan terhadap serangan bunuh diri tersebut tidak menghasilkan identifikasi awal mengenai kemungkinan penyerangan.
Komando Pusat berencana untuk berbicara dengan sejumlah anggota militer yang terluka parah dalam pemboman di Gerbang Abbey dan harus segera dievakuasi dari negara tersebut untuk mendapatkan perawatan medis.
Baca juga: Taliban Bunuh Komandan ISIS di Kabul
Mereka mewakili sebagian besar wawancara yang direncanakan, namun beberapa orang lain yang tidak dirugikan juga disertakan. Para pejabat tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah wawancara dapat bertambah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.