Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2023, 10:41 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden mendesak warga Amerika Serikat pada hari Senin (11/9/2023) untuk tidak menyerah pada politik perbedaan dan perpecahan yang beracun.

Ini disampaikan Biden sembari berusaha menghidupkan kembali semangat persatuan nasional setelah serangan 11 September 2001 yang mematikan, 22 tahun yang lalu.

"Tidak perlu tragedi nasional untuk mengingatkan kita akan kekuatan persatuan nasional, tetapi begitulah cara kita menghormati mereka yang telah gugur pada 11 September 2001," kata Biden kepada sekitar 1.000 personel militer AS di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Alaska.

Baca juga: Biden Tolak Syarat Kesepakatan Pembelaan untuk Terdakwa Serangan 9/11

Dilansir dari Reuters, Biden, istrinya Jill, Wakil Presiden Kamala Harris, suaminya Doug Emhoff, dan para komandan militer AS berpartisipasi dalam acara terpisah untuk mengenang mereka yang gugur dalam serangan 11 September dan perang di Afghanistan yang terjadi setelahnya.

Pada 11 September 2001, para pembajak menguasai tiga pesawat jet dan menabrakkannya ke menara kembar World Trade Center di New York dan Pentagon, menewaskan hampir 3.000 orang.

Pesawat keempat jatuh di sebuah lapangan di Pennsylvania setelah para penumpang berhasil mengalahkan para pembajak.

Acara Biden berlangsung di Alaska karena ia sedang dalam perjalanan kembali dari perjalanan lima hari ke India dan Vietnam.

Keputusannya untuk mengadakan acara di Alaska, bukan di Washington atau New York, merupakan hal yang berbeda dari kebiasaan presiden selama ini.

Dengan 14 bulan lagi menuju pemilihan presiden 2024, pidatonya mengandung pesan politik.

Biden mengecam apa yang ia sebut sebagai meningkatnya gelombang kebencian, ekstremisme, dan kekerasan politik di Amerika Serikat.

Baca juga: Arsitek Serangan 9/11 Punya Kemungkinan Tak Dihukum Mati

Ada banyak bukti, menurut Biden, yang menunjukkan bahwa negara ini sedang bergulat dengan peningkatan kekerasan politik terbesar dan paling berkelanjutan sejak tahun 1970-an.

"Kita tidak boleh menyerah pada politik perbedaan dan perpecahan yang beracun. Kita tidak boleh membiarkan diri kita terpecah belah oleh keluhan-keluhan yang dibuat-buat," kata Biden, mengenang persahabatannya dengan John McCain, mendiang pahlawan perang Vietnam dan senator dari Partai Republik.

McCain, katanya, menempatkan tugas negara di atas partai, di atas politik, dan di atas dirinya sendiri.

Baca juga: Dokumen Lama Ungkap Dukungan Margaret Thatcher pada Sikap Tony Blair Pasca-9/11

"Hari ini mengingatkan kita, kita tidak boleh kehilangan rasa persatuan nasional," tambah Biden.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

'Pria Tertampan Italia' Tinggalkan Karier Modeling demi Menjadi Pendeta

"Pria Tertampan Italia" Tinggalkan Karier Modeling demi Menjadi Pendeta

Global
Kabar Harimau Berkeliaran Bikin Warga Kelantan Malaysia Tak Berani Keluar Rumah Malam Hari

Kabar Harimau Berkeliaran Bikin Warga Kelantan Malaysia Tak Berani Keluar Rumah Malam Hari

Global
Iran Perintahkan AS Bayar Rp 771 Triliun atas Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani

Iran Perintahkan AS Bayar Rp 771 Triliun atas Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani

Global
Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

Global
Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Internasional
48 Drone Rusia Rancangan Iran Serang Ukraina dari Selatan dan Crimea

48 Drone Rusia Rancangan Iran Serang Ukraina dari Selatan dan Crimea

Global
Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Global
Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Global
UNICEF: 1 dari 5 Anak di Negara Kaya Hidup dalam Kemiskinan

UNICEF: 1 dari 5 Anak di Negara Kaya Hidup dalam Kemiskinan

Global
Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

Global
6 Desember, Hari Santo Nicholas yang Dikenal sebagai Sinterklas

6 Desember, Hari Santo Nicholas yang Dikenal sebagai Sinterklas

Internasional
PBB Terima Laporan Kekerasan Seksual Hamas pada Perempuan Israel

PBB Terima Laporan Kekerasan Seksual Hamas pada Perempuan Israel

Global
Punya Rp 882,2 Miliar di Rekening, 4 Pejabat Thailand Dipecat karena Kaya Tak Wajar

Punya Rp 882,2 Miliar di Rekening, 4 Pejabat Thailand Dipecat karena Kaya Tak Wajar

Global
BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU

BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU

Global
Biden: Kalau Trump Tak Maju ke Pilpres AS 2024, Saya Mungkin Juga Tidak

Biden: Kalau Trump Tak Maju ke Pilpres AS 2024, Saya Mungkin Juga Tidak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com