RABAT, KOMPAS.com - Gempa bumi yang mengguncang sebagian besar wilayah Maroko telah menyebabkan banyak korban cedera dan tewas, terutama di Marrakesh, Taroudant, dan Chichaoua.
Pusat gempa berada di Pegunungan Atlas, sekitar 70 kilometer di selatan Kota Marrakesh di provinsi Al Haouz.
Seismolog atau ahli gempa bumi Richard Walker dari University of Oxford mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab gempa Maroko pada Jumat (8/9/2023) lalu begitu mematikan.
Baca juga: UPDATE Gempa Maroko, 2.862 Orang Tewas, Korban Terluka Dirawat di Tenda
“Gempa bumi ini terjadi di wilayah yang jumlah penduduknya relatif besar dan jenis bangunannya rentan terhadap guncangan gempa. Jadi, konstruksi bangunannya khas pedesaan yang menggunakan bata tanpa perkuatan,” jelasnya.
“Satu fakta penting juga adalah bahwa gempa terjadi pada malam hari, lewat jam 11 malam waktu setempat, ketika orang-orang berada di rumah dan sudah tidur. Jadi, banyak orang terjebak di dalam reruntuhan," tambahnya, sebagaimana dikutip dari Associated Press (AP).
Badan Survei Geologi Amerika Serikat (AS) menyebut belum pernah ada gempa bumi yang lebih kuat dari magnitudo 6,0 dalam radius 500 kilometer dari pusat gempa pada Jumat itu, setidaknya dalam satu abad terakhir.
Lebih dari 60 tahun yang lalu, bagian pantai barat Maroko juga pernah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5,8 yang menewaskan lebih dari 12.000 orang dan meruntuhkan kota Agadir di barat daya Marrakesh.
Bencana itu kemudian mendorong adanya perubahan peraturan mengenai tata bangunan di Maroko. Namun, masih saja banyak bangunan yang tidak tahan gempa, terutama rumah-rumah di pedesaan.
Baca juga: UPDATE Gempa Maroko, 2.497 Orang Tewas, 4 Negara Tawarkan Bantuan
Maroko bagian utara lebih sering mengalami gempa bumi, termasuk gempa berkekuatan 6,4 skala Richter pada tahun 2004 dan berkekuatan magnitudo 6,3 pada tahun 2016.
Tahun ini, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Suriah dan Turkiye, yang menewaskan lebih dari 21.600 orang.
“Jika dibandingkan dengan Turkiye, retakan akibat gempa Turkiye itu mencapai 350 kilometer. Jadi, kerusakannya tersebar di beberapa wilayah,” papar Remy Bossu, Kepala Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC).
“Skala bencananya jauh lebih besar di Turki. Tapi tetap saja, yang terjadi di Maroko adalah gempa bumi yang kuat,” lanjutnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 300.000 orang terkena dampak gempa itu.
Dengan mengendarai truk dan helikopter, tentara Maroko dan tim SAR di sana tengah berjuang untuk mencapai kota-kota pegunungan terpencil yang hancur akibat gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.400 orang itu.
“Ini jelas masa yang sulit, apalagi saat ini masyarakat sedang berusaha membersihkan reruntuhan. Tentunya jika terjadi guncangan lagi, sisa bangunan lainnya bisa saja runtuh,” jelas Bossu.
Baca juga: Gempa Maroko Ikut Hancurkan Bangunan Bersejarah di Marrakesh
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.