Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbiasa Pakai Masker Covid-19, Orang-orang Jepang Ikut Kursus Senyum, Bayar Rp 800.000 Per Jam

Kompas.com - 05/06/2023, 17:59 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

TOKYO, KOMPAS.com - Di salah satu kelas Keiko Kawano baru-baru ini, belasan siswa sekolah seni Tokyo memegang cermin di depan wajah mereka.

Mereka melebarkan sisi bibirnya ke atas dengan jari-jari sebagai cara berlatih untuk tersenyum.

Berlatih tersenyum bukanlah sesuatu yang kebanyakan orang pilih untuk menghabiskan uang mereka. Namun, Kawano sebagai instruktur senyum melihat lonjakan permintaan tersebut di Jepang setelah dunia memutuskan untuk tak lagi menggunakan masker karena berakhirnya pandemi Covid-19.

Baca juga: Otoritas Jepang Peringatkan OpenAI: Jangan Main-main dengan Data Sensitif

Salah satu siswa sekolah itu, Himawari Yoshida (20), mengaku merasa perlu memperbaiki senyumnya.

Dia mengambil kelas senyum sebagai bagian dari kursus sekolahnya untuk mempersiapkan diri menghadapi pasar kerja.

"Saya tidak banyak menggunakan otot wajah saya selama (pandemi) Covid-19, jadi ini latihan yang bagus," kata Himawari, sebagaimana dikutip Reuters.

Perusahaan Kawano Egaoiku--memiliki arti "Pendidikan Senyuman"--mengalami lonjakan permintaan lebih dari empat kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Pelanggan mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari perusahaan yang mencari tenaga penjualan yang lebih mudah didekati dan pemerintah daerah yang ingin meningkatkan kesejahteraan penduduknya.

Pelajaran yang memakan waktu satu jam itu dipatok seharga 7.700 yen atau sekitar Rp 800.000.

Bahkan, sebelum pandemi, mengenakan masker di Jepang adalah hal yang normal bagi banyak orang saat musim flu dan masa ujian karena khawatir tertular penyakit.

Baca juga: Jepang Catat Tingkat Kelahiran Terendah, Pemerintah Kucurkan Rp372 Triliun

Meski Pemerintah Jepang telah mencabut rekomendasinya untuk memakai masker pada Maret, banyak orang belum melepaskannya setiap hari.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan lembaga penyiaran publik NHK pada Mei menunjukkan 55 persen orang Jepang mengaku memakai masker sesering dua bulan sebelumnya.

Hanya 8 persen yang mengatakan mereka telah berhenti memakai masker sama sekali.

Menariknya, kira-kira seperempat dari siswa sekolah seni yang mengikuti kelas tersebut tetap memakai masker mereka selama pelajaran.

Kaum muda, kata Kawano, kemungkinan sudah terbiasa hidup dengan masker.

Halaman:
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Presiden El Salvador Tak Peduli Kritik Babat Geng Kriminal | Singapura Waspadai Malware M-Banking

[POPULER GLOBAL] Presiden El Salvador Tak Peduli Kritik Babat Geng Kriminal | Singapura Waspadai Malware M-Banking

Global
Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Global
Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Global
Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Global
Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Global
Putra Warren Buffet: Dukungan Barat pada Ukraina Akan Kian Melemah

Putra Warren Buffet: Dukungan Barat pada Ukraina Akan Kian Melemah

Global
Presiden El Salvador Tak Peduli Dikritik Langgar HAM, Terus Babat Habis Geng Kriminal

Presiden El Salvador Tak Peduli Dikritik Langgar HAM, Terus Babat Habis Geng Kriminal

Global
Singapura Waspadai Malware Android Baru, Bisa Retas M-Banking Lalu Reset Setelan Pabrik

Singapura Waspadai Malware Android Baru, Bisa Retas M-Banking Lalu Reset Setelan Pabrik

Global
Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Global
60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

Global
Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Global
Iran: Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Iran: Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Global
Rusia Tangkis Serangan Udara Ukraina di Sevastopol Crimea

Rusia Tangkis Serangan Udara Ukraina di Sevastopol Crimea

Global
200 Orang Tewas dalam Sehari Pertempuran Azerbaijan Lawan Separatis Nagorno-Karabakh

200 Orang Tewas dalam Sehari Pertempuran Azerbaijan Lawan Separatis Nagorno-Karabakh

Global
Presiden Ukraina Minta PBB Cabut Hak Veto Rusia di Dewan Keamanan

Presiden Ukraina Minta PBB Cabut Hak Veto Rusia di Dewan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com