Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2023, 22:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Ukraina siap melancarkan serangan balik melawan Rusia, tetapi Presiden Volodymyr Zelensky pada Sabtu (3/6/2023) mengungkapkan kekhawatiran akan ada banyak korban di pihaknya.

Zelensky berulang kali memperingatkan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak waktu dan senjata untuk melakukan serangan balik.

Sejumlah besar tentara akan mati jika Kyiv tidak diberi senjata untuk melawan kekuatan udara Rusia, kata Zelensky, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Saat Rusia Sibuk Rebut Ukraina, Wilayahnya Sendiri Bisa Saja Melepaskan Diri...

Pemimpin Ukraina itu juga mengatakan, akan berbahaya meluncurkan serangan balik tanpa lebih banyak bantuan Barat dalam melawan serangan udara Rusia.

Komentar Zelensky dilontarkan saat ibu kota Kyiv pekan ini dilanda serangkaian serangan udara, termasuk pada siang hari yang jarang terjadi.

“Semua orang tahu betul bahwa setiap serangan balasan tanpa superioritas udara sangat berbahaya,” ucap Zelensky.

Dia melanjutkan, hanya ada satu senjata yaitu sistem pertahanan udara Patriot buatan AS yang dapat melindungi langit Ukraina, kemudian meminta lebih banyak untuk dikirim ke Kyiv.

"Kenyataannya adalah 50 Patriot, sebagian besar, akan mencegah jatuhnya korban tewas."

Zelensky menambahkan, Presiden Rusia Vladimir Putin harus takut dengan kekuatan dunia.

Baca juga:

Namun, rasa frustrasi turut diungkapkan Zelensky kepada para pemimpin Barat menjelang KTT NATO di Vilnius bulan depan.

Ukraina terus menekan agar bisa bergabung dengan aliansi pertahanan tersebut.

"Jika kami tidak diakui dan diberi sinyal di Vilnius, saya yakin tidak ada gunanya Ukraina berada di KTT ini," katanya.

Dia mengakui bahwa Ukraina paham tidak mungkin bergabung dengan NATO selama invasi Rusia.

Baca juga: Dalam Sebulan Rusia Telah 16 Kali Luncurkan Serangan Udara ke Kyiv

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Aligator Sepanjang 4,2 Meter Tertangkap Bawa Jasad Manusia di Mulutnya

Aligator Sepanjang 4,2 Meter Tertangkap Bawa Jasad Manusia di Mulutnya

Global
Sopir Taksi Online Dipenjara Usai Mobilnya 'Nyungsep' ke Kolam Renang

Sopir Taksi Online Dipenjara Usai Mobilnya "Nyungsep" ke Kolam Renang

Global
Los Angeles Berencana Tampung Tunawisma di Hotel

Los Angeles Berencana Tampung Tunawisma di Hotel

Global
Meski Dipenjara, Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra Bisa Jadi Penasihat Pemerintah

Meski Dipenjara, Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra Bisa Jadi Penasihat Pemerintah

Global
Gubernur Sevastopol Peringatkan Bahaya Serangan Rudal Ukraina

Gubernur Sevastopol Peringatkan Bahaya Serangan Rudal Ukraina

Global
Ukraina Klaim Tewaskan Komandan Senior AL Rusia di Crimea

Ukraina Klaim Tewaskan Komandan Senior AL Rusia di Crimea

Global
Inggris Kembalikan Rambut Pangeran Ethiopia

Inggris Kembalikan Rambut Pangeran Ethiopia

Global
Wapres AS Kamala Harris Dapat Peran Baru Perangi Kekerasan Senjata

Wapres AS Kamala Harris Dapat Peran Baru Perangi Kekerasan Senjata

Global
Siapa Hardeep Singh Nijjar yang Kematiannya Picu Ketegangan India-Kanada?

Siapa Hardeep Singh Nijjar yang Kematiannya Picu Ketegangan India-Kanada?

Global
Pria Ini Kabur di Hari Pembebasannya Setelah 22 Tahun Dipenjara

Pria Ini Kabur di Hari Pembebasannya Setelah 22 Tahun Dipenjara

Global
WNI Asal Medan Diculik di Malaysia, Pelaku Minta Tebusan Rp1,7 Miliar

WNI Asal Medan Diculik di Malaysia, Pelaku Minta Tebusan Rp1,7 Miliar

Global
Rangkuman Hari Ke-576 Serangan Rusia ke Ukraina: Teror Energi Rusia Dimulai | Rudal Hantam Markas AL Rusia di Crimea

Rangkuman Hari Ke-576 Serangan Rusia ke Ukraina: Teror Energi Rusia Dimulai | Rudal Hantam Markas AL Rusia di Crimea

Global
PM Solomon: Jika Limbah PLTN Fukushima Aman, Seharusnya Disimpan di Jepang

PM Solomon: Jika Limbah PLTN Fukushima Aman, Seharusnya Disimpan di Jepang

Global
Teka-teki Masa Depan Thaksin Shinawatra Sepulangnya ke Thailand Mulai Terbaca

Teka-teki Masa Depan Thaksin Shinawatra Sepulangnya ke Thailand Mulai Terbaca

Global
Patung Merlion di Singapura Akan Diperbaiki, Tak Bisa untuk Berfoto hingga Desember

Patung Merlion di Singapura Akan Diperbaiki, Tak Bisa untuk Berfoto hingga Desember

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com