Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2023, 08:01 WIB
Ericssen,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad melanjutkan manuver politiknya.

Mahathir kali ini menyatakan siap mengakhiri perseteruan politik dengan penggantinya Muhyiddin Yassin.

Politisi berjuluk Dr M ini dikutip media Malaysia, Kamis (1/6/2023) menyatakan kerjasama dengan Muhyiddin dapat terwujud jika ada kesepakatan mencapai tujuan bersama untuk menyelamatkan hak-hak suku Melayu di negeri “Jiran”.

Kerjasama ini menurut Mahathir sangat krusial karena secara politik suku Melayu telah kehilangan pengaruh karena terpecah-belah menjadi banyak partai.

“Ketika kita kehilangan kuasa, kita tidak dapat lagi memperbaiki hal-hal yang merugikan suku Melayu” ucapnya.

Mahathir menekankan suku Melayu harus bersatu dan menolak politisi Melayu yang terlibat dalam kasus korupsi dan perbuatan kriminal lainnya.

Misi Mahathir Menjatuhkan Anwar
Manuver politik terbaru Mahathir tidak lain tidak bukan adalah bagian dari agenda utamanya untuk menjatuhkan pemerintahan musuh bebuyutan politiknya Anwar Ibrahim.

Sejak Anwar berkuasa November lalu, politisi kawakan ini tidak dapat menyembunyikan kedongkolannya.

Dia kerap menyerang Anwar dengan sejumlah kritik mulai dari terancamnya keistimewaan suku Melayu hingga kezaliman Anwar memberangus musuh-musuh politiknya.

Hubungan mereka semakin memanas setelah Mahathir menggugat Anwar sebesar RM150 juta atau Rp496 miliar karena telah mencemarkan nama baiknya.

Gugatan ini dilayangkan Mahathir atas “fitnah” yang disampaikan Anwar bahwa dia telah memperkaya dirinya dan keluarganya saat berkuasa selama 24 tahun.

Secara politik Mahathir yang akan menginjak usia 98 tahun bulan depan wajar cemas karena pemerintahan Anwar mulai melancarkan investigasi korupsi terhadap sekutu-sekutu politiknya.

Tanpa kendaraan politik setelah kekalahan telak memalukannya pada pemilu November lalu, Mahathir tidak punya pilihan lain selain berekonsiliasi dengan Muhyiddin yang juga saat ini terbelit kasus korupsi.

Mahathir dan Muhyiddin awalnya adalah sekutu politik yang mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia untuk menjatuhkan mantan perdana menteri Najib Razak. Namun hubungan mereka memburuk setelah Muhyiddin berhasil melancarkan kudeta politik menjatuhkan koalisi Pakatan Harapan pimpinan Mahathir pada Februari 2020.

Bersatu kemudian memecat Mahathir sebagai anggota partai karena menolak mendukung Muhyiddin sebagai PM.

Koalisi oposisi Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin saat ini melemah setelah rekening Bersatu dibekukan karena kasus korupsi. Padahal pemilu di enam negara bagian akan segera digelar dalam 1-2 bulan ke depan. Bergabungnya Mahathir diyakini akan dapat membantu finansial serta pendanaan kampanye politik.

Kemungkinan bergabungnya Mahathir telah mendapat sambutan hangat dari mitra koalisi Perikatan yaitu Partai Islam se-Malaysia (PAS). Presiden PAS Hadi Awang telah beberapa kali bertemu Mahathir dan bahkan menandatangani Proklamasi Melayu yang dicetuskan oleh Mahathir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com