Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2023, 22:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Senat AS pada Kamis (1/5/2023) malam memutuskan dengan perbandingan suara 63-36 untuk mendukung legislasi yang akan memungkinkan AS terus membayar utang-utangnya.

AS sebelumnya berada di jalur yang akan membuatnya kehabisan uang tunai dalam empat hari.

Legislasi bipartisan itu kini diteruskan ke Presiden AS Joe Biden untuk ditandatangani.

Baca juga: Biden dan Ketua DPR AS Akhirnya Capai Kesepakatan soal Plafon Utang

Dalam pernyataannya, Biden mengatakan, “Malam ini, para senator dari kedua partai memilih untuk melindungi kemajuan ekonomi yang telah kita capai dengan susah payah dan mencegah gagal bayar pertama oleh AS".

Legislasi itu tidak menetapkan batas moneter baru. Akan tetapi, kewenangan peminjaman akan diperpanjang hingga 2 Januari 2025, dua bulan setelah Pilpres 2024. 

Selain itu, legislasi itu menyerukan untuk mempertahankan sebagian besar belanja federal pada level yang sekarang ini pada tahun fiskal yang dimulai pada Oktober, dengan kenaikan 1 persen dalam 12 bulan berikutnya.

Pemimpin fraksi mayoritas di Senat Chuck Schumer dari partai Demokrat dan Mitch McConnell, pemimpin fraksi Republik di Senat, mendukung penangguhan batas utang dan menyerukan pengesahan segera legislasi itu.

“Ini memerlukan solusi bipartisan. Kami tahu kita perlu bersatu untuk mencari solusi seperti yang kita loloskan malam ini. Dan, saya gembira berdiri di sini mengesahkan legislasi penting ini untuk mendukung keluarga kita, mempertahankan program-program vital, dan yang terpenting, menghindari bencana gagal bayar,” kata Schumer.

Baca juga: Bisa Kacaukan Perekonomian Global, Joe Biden Tegaskan AS Tak Akan Gagal Bayar Utang

DPR mengesahkan legislasi itu dengan perbandingan suara 314-117 pada Rabu (31/5/2023) untuk memungkinkan pemerintah dapat terus meminjam uang selama satu setengah tahun ke depan guna memenuhi kewajiban finansialnya, melebihi plafon utang 31,4 triliun dollar AS yang sekarang ini.

Sebanyak 71 legislator yang dari Partai Republik yang mayoritas di DPR dan 46 anggota Partai Demokrat memberi suara menentang legislasi tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ledakan Besar Terjadi di Dekat Bandara Ibu Kota Uzbekistan

Ledakan Besar Terjadi di Dekat Bandara Ibu Kota Uzbekistan

Global
[POPULER GLOBAL] Pemenang Lotre Dikritik | Update Ledakan Nagorno-Karabakh

[POPULER GLOBAL] Pemenang Lotre Dikritik | Update Ledakan Nagorno-Karabakh

Global
Awalnya Dikira Kucing, Wanita Ini Selamatkan Bayi Macan Kumbang Lalu Merawatnya Hingga Dewasa

Awalnya Dikira Kucing, Wanita Ini Selamatkan Bayi Macan Kumbang Lalu Merawatnya Hingga Dewasa

Global
Serang Balik Rusia, Ukraina Evakuasi Semua Anak di Dekat Zaporizhzhia

Serang Balik Rusia, Ukraina Evakuasi Semua Anak di Dekat Zaporizhzhia

Global
Pro-Kontra Kerja 4 Hari Seminggu di Jerman

Pro-Kontra Kerja 4 Hari Seminggu di Jerman

Global
Hakim AS: Trump Tipu Bank dan Asuransi Saat Bangun Kerajaan Real Estat

Hakim AS: Trump Tipu Bank dan Asuransi Saat Bangun Kerajaan Real Estat

Global
Terjebak di Lift Macet Perusahaan, Gaji Karyawan Ini Malah Dipotong karena Telat

Terjebak di Lift Macet Perusahaan, Gaji Karyawan Ini Malah Dipotong karena Telat

Global
Hina Pria Beratribut Wagner, Warga Belarusia Dipaksa Minta Maaf di Depan Kamera

Hina Pria Beratribut Wagner, Warga Belarusia Dipaksa Minta Maaf di Depan Kamera

Global
PBB Terus Ingatkan Bahaya Perlombaan Senjata Nuklir Walau Tak Digubris

PBB Terus Ingatkan Bahaya Perlombaan Senjata Nuklir Walau Tak Digubris

Global
Ketika Beckham dan Ronaldo Tampil di Asian Games untuk India...

Ketika Beckham dan Ronaldo Tampil di Asian Games untuk India...

Global
Rusia Klaim AS dan Inggris Bantu Ukraina Serang Armada Laut Hitam di Crimea

Rusia Klaim AS dan Inggris Bantu Ukraina Serang Armada Laut Hitam di Crimea

Global
Pemenang Lotre Rp 31,67 Triliun di AS Dikritik karena Beli Mansion Mewah

Pemenang Lotre Rp 31,67 Triliun di AS Dikritik karena Beli Mansion Mewah

Global
Putin Beri Deadline Menhan Rusia, Hentikan Serangan Balasan Ukraina Sebelum Oktober

Putin Beri Deadline Menhan Rusia, Hentikan Serangan Balasan Ukraina Sebelum Oktober

Global
Filipina Nekat Singkirkan Penghalang Karang di Laut Sengketa, China Merespons Pedas

Filipina Nekat Singkirkan Penghalang Karang di Laut Sengketa, China Merespons Pedas

Global
Bos Evergrande, Xu Jiayin, Ditahan Polisi China

Bos Evergrande, Xu Jiayin, Ditahan Polisi China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com