Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2023, 14:44 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: Julie Taboh/VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Departemen Keamanan Dalam Negeri AS sedang menjajaki berbagai cara agar kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat membantu mendeteksi fentanil dan mencegahnya masuk AS.

Perbatasan AS-Meksiko adalah gerbang penting bagi arus orang dan perdagangan. Tetapi tempat ini juga semakin rentan terhadap lonjakan penyelundupan obat-obatan berbahaya seperti fentanil.

Untuk mengatasi kekhawatiran yang semakin besar ini, Menteri Keamanan Dalam Negeri Aemerika Serikat, Alejandro Mayorkas pada April lalu telah mengumumkan pembentukan satu gugus tugas baru.

Baca juga: Temuan Sel Zombie di Otak dapat jadi Kunci Pengobatan Alzheimer

"Berbagai organisasi penyelundup narkoba telah berkembang dengan canggih dan semakin kuat,” kala itu.

Gugus tugas tersebut antara lain akan meninjau berbagai cara di mana AI dapat digunakan untuk mendeteksi dan menahan arus obat terlarang memasuki AS.

“Kami akan menjajaki penggunaan teknologi ini untuk dapat lebih baik lagi mendeteksi pengiriman fentanil, pengidentifikasianya dan pencegatan aliran bahan kimia prekursor di seluruh dunia dan untuk mengacaukan simpul-simpul utama dalam jaringan kriminal,” tambah Mayorkas.

Mengenal apa itu xylzine, obat yang bisa membuat tubuh manusia membusuk seperti zombie.Twitter Mengenal apa itu xylzine, obat yang bisa membuat tubuh manusia membusuk seperti zombie.

Patrick Simmons, mantan direktur Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP), mengatakan, sekarang ini ada sistem di pasar yang dapat ditingkatkan lebih jauh dengan AI.

CBP adalah badan penegakan hukum federal terbesar di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dan salah satu organisasi penegakan hukum terbesar di dunia.

Salah satu contohnya adalah apa yang disebut dengan sistem tomografi Muon, yang dapat menghasilkan citra lebih akurat dari objek yang dipindai, dibandingkan dengan teknologi sinar X yang digunakan sekarang ini.

"Kalau ada barang padat di sana, sinar X tidak dapat menembusnya. Jika kita menggunakan sistem tomografi Muon, ini dapat menembusnya, benar-benar menembusnya. Dan ini memungkinkan para petugas untuk benar-benar melihat apa persisnya yang ada di dalam objek padat," jelas Simmons.

Baca juga: Temuan Sel Zombie di Otak dapat jadi Kunci Pengobatan Alzheimer

Sewaktu CBP mulai menggunakan AI dengan sistem Muon yang ada, ini akan menjadi semacam “super-charge” bagi sistem deteksi generasi mendatang.

Perangkat ini terutama bisa sangat efektif mendeteksi kontener bermuatan penuh, di mana fentanil dapat disembunyikan.

Simmons mengatakan, sistem ini juga dapat membantu gugus tugas baru itu menggunakan AI untuk mendeteksi bahan kimia prekursor yang digunakan untuk membuat fentanil.

“Kita harus mengajari AI apa yang kita cari. Jadi kita bisa menemukan sebagian bahan kimia precursor yang berasal dari China melalui kapal dan kita akan mengajari sistem ini melalui ribuan pemindaian sehingga AI dapat mulai memahami apa yang perlu dicari,” terang dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com