Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudi Hartono
Penulis Lepas dan Peneliti

Penulis lepas dan pendiri Paramitha Institute

Kaum Muda Menulis Sejarah Baru Politik Thailand

Kompas.com - 25/05/2023, 12:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hanya saja, politik Thailand unik. Pemenang pemilu tidak otomatis bisa membentuk pemerintahan.

Berdasarkan konstitusi yang dibuat Junta Militer pada 2007, Perdana Menteri dipilih oleh 500 anggota Majelis Rendah dan 250 anggota Senat. Untuk bisa membentuk pemerintahan, MFP dan koalisinya membutuhkan 376 kursi.

Masalahnya, 250 anggota Senat itu hasil penunjukan langsung oleh junta militer. Mereka akan menjadi ganjalan bagi Pita Limjaroenrat dan MFP untuk membentuk pemerintahan.

Sejauh ini, Pita dan koalisinya baru mengumpulkan 310 kursi. Tentu saja itu tantangan berat. Agar bisa berkuasa, Pita dan MFP dipaksa untuk menggalang koalisi selebar-lebarnya, termasuk pada kekuatan non-demokratik.

Untuk meraih dukungan sebagian Senat, Pita dan MFP dituntut untuk melunakkan tuntutannya.

Namun, dari sejumlah pemberitaan, Pita dan MFP tampaknya tidak akan melunak. Mereka akan terus maju dengan agenda demokratisasi, desentralisasi, dan demonopolisasinya.

Boleh jadi upaya mereka akan dihadang oleh skenario busuk seperti yang dialami oleh FFP, atau penghianatan dari Pheu Thai, atau bahkan kudeta militer lagi.

Namun satu hal yang pasti: rakyat Thailand sudah tidak lagi nyaman di bawah bayang-bayang dominasi militer dan monarki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com