Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2023, 17:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

BANGKOKKOMPAS.com - Gelombang panas yang membakar di beberapa bagian Asia selatan pada bulan April dibuat setidaknya 30 kali lebih mungkin oleh kerusakan iklim.

Hal ini jadi kesimpulan sebuah studi oleh para ilmuwan internasional.

Suhu tinggi yang tidak biasa hingga 45 derajat Celcius (113 derajat Fahrenheit) tercatat bulan lalu di stasiun pemantauan di beberapa bagian India, Bangladesh, Thailand dan Laos.

Baca juga: Vietnam Catat Suhu Panas Tetinggi, Ahli: Mengkhawatirkan

Laporan, seperti dikutip dari Guardian, menyebut bahwa panas menyebabkan kematian dan rawat inap yang meluas, merusak jalan, memicu kebakaran dan penutupan sekolah di wilayah tersebut.

Di Thailand, suhu tinggi bercampur kelembapan membuat beberapa bagian negara terasa di atas 50 derajat Celcius (122 derajat Fahrenheit).

Di India, beberapa daerah terkena dampak dan 13 orang meninggal akibat panas dalam acara publik di luar Mumbai.

Negara bagian Benggala Barat di India timur menutup semua sekolah dan perguruan tinggi selama seminggu.

Studi tersebut menemukan bahwa suhu setidaknya 2 derajat Celcius (3,6 derajat Fahrenheit) lebih panas di wilayah tersebut karena kerusakan iklim.

Jika suhu rata-rata global mencapai 2 derajat Celcius lebih hangat dari masa pra-industri, gelombang panas April dapat terjadi setiap satu hingga dua tahun di India dan Bangladesh, kata studi tersebut.

Saat ini, suhu dunia sekitar 1,1C hingga 1,2 derajat Celcius (2 hingga 2,2 derajat Fahrenheit).

Baca juga: Sosok Perempuan Malaysia Terduga Penyiksa PRT Asal Indonesia dengan Setrika dan Air Panas

“Kami melihat berulang kali bahwa perubahan iklim secara dramatis meningkatkan frekuensi dan intensitas gelombang panas, salah satu peristiwa cuaca paling mematikan yang pernah ada,” kata Friederike Otto, ilmuwan iklim senior di Imperial College London dan salah satu penulis studi tersebut.

Rencana aksi panas yang dijalankan dan didanai pemerintah, bertujuan untuk membantu orang mengatasi panas ekstrem melalui program kesadaran, pelatihan untuk petugas kesehatan dan metode pendinginan yang terjangkau.

Rencana ini perlu diterapkan lebih cepat di India dan negara-negara lain yang terkena dampak panas.

Baca juga: Main Seharian Saat Panas Terik Idul Fitri, Bocah Malaysia Meninggal karena Dehidrasi

Raju mengatakan panas mempengaruhi orang-orang termiskin dan orang-orang yang pekerjaannya mengharuskan mereka berada di luar, yakni petani, pedagang kaki lima, dan pekerja konstruksi.

“Penting untuk membicarakan siapa yang bisa mengatasi dan beradaptasi dengan panas,” katanya.

Baca juga: PRT Asal Banyuwangi Disiksa di Malaysia, Disetrika dan Disiram Air Panas

“Banyak yang masih belum pulih dari pandemi, dan dari gelombang panas dan siklon di masa lalu, yang membuat mereka terjebak dalam lingkaran setan," tambahnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Guardian

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Awalnya Dikira Kucing, Wanita Ini Selamatkan Bayi Macan Kumbang Lalu Merawatnya Hingga Dewasa

Awalnya Dikira Kucing, Wanita Ini Selamatkan Bayi Macan Kumbang Lalu Merawatnya Hingga Dewasa

Global
Serang Balik Rusia, Ukraina Evakuasi Semua Anak di Dekat Zaporizhzhia

Serang Balik Rusia, Ukraina Evakuasi Semua Anak di Dekat Zaporizhzhia

Global
Pro-Kontra Kerja 4 Hari Seminggu di Jerman

Pro-Kontra Kerja 4 Hari Seminggu di Jerman

Global
Hakim AS: Trump Tipu Bank dan Asuransi Saat Bangun Kerajaan Real Estat

Hakim AS: Trump Tipu Bank dan Asuransi Saat Bangun Kerajaan Real Estat

Global
Terjebak di Lift Macet Perusahaan, Gaji Karyawan Ini Malah Dipotong karena Telat

Terjebak di Lift Macet Perusahaan, Gaji Karyawan Ini Malah Dipotong karena Telat

Global
Hina Pria Beratribut Wagner, Warga Belarusia Dipaksa Minta Maaf di Depan Kamera

Hina Pria Beratribut Wagner, Warga Belarusia Dipaksa Minta Maaf di Depan Kamera

Global
PBB Terus Ingatkan Bahaya Perlombaan Senjata Nuklir Walau Tak Digubris

PBB Terus Ingatkan Bahaya Perlombaan Senjata Nuklir Walau Tak Digubris

Global
Ketika Beckham dan Ronaldo Tampil di Asian Games untuk India...

Ketika Beckham dan Ronaldo Tampil di Asian Games untuk India...

Global
Rusia Klaim AS dan Inggris Bantu Ukraina Serang Armada Laut Hitam di Crimea

Rusia Klaim AS dan Inggris Bantu Ukraina Serang Armada Laut Hitam di Crimea

Global
Pemenang Lotre Rp 31,67 Triliun di AS Dikritik karena Beli Mansion Mewah

Pemenang Lotre Rp 31,67 Triliun di AS Dikritik karena Beli Mansion Mewah

Global
Putin Beri Deadline Menhan Rusia, Hentikan Serangan Balasan Ukraina Sebelum Oktober

Putin Beri Deadline Menhan Rusia, Hentikan Serangan Balasan Ukraina Sebelum Oktober

Global
Filipina Nekat Singkirkan Penghalang Karang di Laut Sengketa, China Merespons Pedas

Filipina Nekat Singkirkan Penghalang Karang di Laut Sengketa, China Merespons Pedas

Global
Bos Evergrande, Xu Jiayin, Ditahan Polisi China

Bos Evergrande, Xu Jiayin, Ditahan Polisi China

Global
Rusia Pertimbangkan Ikut China Setop Impor Makanan Laut dari Jepang Buntut Limbah Fukushima

Rusia Pertimbangkan Ikut China Setop Impor Makanan Laut dari Jepang Buntut Limbah Fukushima

Global
Korut Peringatkan PBB, Semenanjung Korea Berisiko Perang Nuklir

Korut Peringatkan PBB, Semenanjung Korea Berisiko Perang Nuklir

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com