Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhamad Rosyid Jazuli
Peneliti

Peneliti di Paramadina Public Policy Institute, mahasiswa doktoral University College London, dan Pengurus PCI Nahdlatul Ulama UK.

Penobatan Charles III dan Relevansinya bagi Relasi Indonesia-Inggris

Kompas.com - 14/05/2023, 13:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

CHARLES III dinobatkan sebagai raja Inggris pada 6 Mei 2023 untuk menggantikan mendiang Ratu Elizabeth II. God Save the Queen kini berubah jadi God Save the King. Berbagai perwakilan negara hadir dalam prosesi penobatan raja tersebut, salah satunya dari Indonesia yang diwakili Duta Besar Indonesia, Desra Percaya.

Namun, sejujurnya, banyak hal kurang ‘nyambung’ antara Indonesia dan Inggris Raya - yang umum juga disebut United Kingdom (UK). Sistem monarki-parlementarian Inggris Raya jelas asing bagi kita yang terbiasa dengan republik-presidensial.

Inggris punya raja dan perdana menteri, kita punya presiden. Dalam bidang lain, seperti perdagangan, hubungan Inggris-Indonesia masih belum sesignifikan, semisal Tiongkok-Indonesia. Secara komparatif, perdagangan Inggris-Indonesia hanya sekitar 2-3 persen dari China-Indonesia (Kemendag, 2022).

Baca juga: Detik-detik Penobatan Raja Charles III, Acara Seremonial Terbesar Inggris dalam 7 Dekade

Sebagai bekas jajahan Belanda, Indonesia hampir pasti tak akan pernah jadi anggota Kelompok Negara Persemakmuran (The Commonwealth Group) pimpinan Inggris.

Meski secara politik dan perdagangan boleh jadi kurang relevan dengan Indonesia, penobatan sang raja yang juga ayah Pangeran William itu bisa jadi momen berharga untuk mengeksplorasi bidang-bidang lain yang dapat memperkuat relasi Inggris-Indonesia. Dua bidang yang potensial di antaranya adalah kebudayaan dan riset.

Makanan

Dari sisi kebudayaan, makanan Indonesia punya peluang besar untuk dioptimalkan jadi 'pengungkit' kerja sama Inggris-Indonesia. Di Inggris, tentu telah ada warung-warung Indonesia. Sayangnya, jumlahnya masih sedikit dibanding yang dari negara tetangga, seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

Sebenarnya pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan promosi makanan, utamanya lewat program Indonesia Spice up the World (ISUTW) ke Inggris Raya. Fokus program ini  adalah berdirinya restoran-restoran Indonesia di Inggris.

Namun mendirikan rumah makan perlu proses panjang, khususnya ketika berurusan dengan izin tata-ruang dan level higienitas. Menyikapi hal ini, sebagai alternatifnya adalah fokus dengan informasi, misalnya lewat workshop, website, dan buku yang dapat menjelaskan makanan Indonesia dengan baik dan relevan bagi publik di Inggris.

Upaya serupa tentu telah ada, misalnya terbitnya buku The Indonesian Table (2023) karya Petty Pandean-Elliott. Saya sendiri mulai berbagi resep makanan Indonesia dengan bahan yang tersedia di Inggris lewat laman Instagram @indonesiancooking.uk.

Namun upaya-upaya itu masih sporadis dan tidak terkonsolidasi. Program ISUTW dapat mendorong konsolidasi terkait. Upaya itu penting mengingat warga Inggris umumnya sangat terbuka dengan keberagaman makanan, termasuk dari Indonesia.

Berbagai komunitas Indonesia di Inggris secara rutin mengadakan acara yang di dalamnya ada momen berbagi makanan Nusantara. November lalu, diselenggarakan Indonesian Day oleh KBRI London di Vinegar Yard, salah satu area paling sentral di London. Ribuan orang hadir, yang sebagian besar adalah warga lokal Inggris, untuk merasakan berbagai makanan Indonesia yang dijual di acara tersebut.

Baca juga: Jadi Raja Inggris, Berapa Harta Kekayaan Raja Charles III?

Pada April 2022, ibu-ibu Muslimat Nahdlatul Ulama Inggris membagikan kue-kue khas Indonesia seperti onde-onde, lemper, klepon, kepada warga Inggris di area Piccadilly Circus yang juga merupakan area sentral di London. Puluhan paket kue ludes dalam sekejap.

Perubahan Iklim

Selain bidang kebudayaan, riset menjadi peluang penting Indonesia dapat mengeratkan hubungan dengan Inggris. Isu yang sangat relevan adalah perubahan iklim.

Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkunjung ke Inggris tahun 2012, SBY dan rombongan diterima baik oleh mendiang Ratu Elizabeth II. Dalam sambutannya, Sang Ratu memberi wejangan pentingnya Indonesia berperan dalam menangani perubahan iklim.

Di Inggris telah banyak pelajar Indonesia yang menempuh berbagai level studi, dari sarjana hingga doktoral. Sebagian punya fokus riset bidang-bidang yang terkait perubahan iklim. Mereka juga aktif berorganisasi, di antaranya lewat perhimpunan pelajar seperti Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) UK dan Doctrine UK.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Keuntungan AS di Balik Normalisasi Hubungan Arab Saudi dan Israel

Keuntungan AS di Balik Normalisasi Hubungan Arab Saudi dan Israel

Global
Angka Kelahiran Rendah di Korsel Bisa Jadi Peluang Pendidikan bagi Indonesia

Angka Kelahiran Rendah di Korsel Bisa Jadi Peluang Pendidikan bagi Indonesia

Global
Rangkuman Hari Ke-581 Serangan Rusia ke Ukraina: Bulgaria Kirim Rudal Tua | Evakuasi Anak-anak Zaporizhzhia

Rangkuman Hari Ke-581 Serangan Rusia ke Ukraina: Bulgaria Kirim Rudal Tua | Evakuasi Anak-anak Zaporizhzhia

Global
Jerman Selidiki Dugaan Kejahatan Perang oleh Rusia di Gostomel Ukraina

Jerman Selidiki Dugaan Kejahatan Perang oleh Rusia di Gostomel Ukraina

Global
Bulgaria Akan Kirim Senjata Era Soviet yang Sudah Tua dan Cacat ke Ukraina

Bulgaria Akan Kirim Senjata Era Soviet yang Sudah Tua dan Cacat ke Ukraina

Global
Korea Utara Masukkan Status Senjata Nuklir ke Dalam UU

Korea Utara Masukkan Status Senjata Nuklir ke Dalam UU

Global
Ledakan Besar Terjadi di Dekat Bandara Ibu Kota Uzbekistan

Ledakan Besar Terjadi di Dekat Bandara Ibu Kota Uzbekistan

Global
[POPULER GLOBAL] Pemenang Lotre Dikritik | Update Ledakan Nagorno-Karabakh

[POPULER GLOBAL] Pemenang Lotre Dikritik | Update Ledakan Nagorno-Karabakh

Global
Awalnya Mengira Kucing, Wanita Ini Selamatkan Bayi Macan Kumbang lalu Merawatnya hingga Dewasa

Awalnya Mengira Kucing, Wanita Ini Selamatkan Bayi Macan Kumbang lalu Merawatnya hingga Dewasa

Global
Serang Balik Rusia, Ukraina Evakuasi Semua Anak di Dekat Zaporizhzhia

Serang Balik Rusia, Ukraina Evakuasi Semua Anak di Dekat Zaporizhzhia

Global
Pro-Kontra Kerja 4 Hari Seminggu di Jerman

Pro-Kontra Kerja 4 Hari Seminggu di Jerman

Global
Hakim AS: Trump Tipu Bank dan Asuransi Saat Bangun Kerajaan Real Estat

Hakim AS: Trump Tipu Bank dan Asuransi Saat Bangun Kerajaan Real Estat

Global
Terjebak di Lift Macet Perusahaan, Gaji Karyawan Ini Malah Dipotong karena Telat

Terjebak di Lift Macet Perusahaan, Gaji Karyawan Ini Malah Dipotong karena Telat

Global
Hina Pria Beratribut Wagner, Warga Belarusia Dipaksa Minta Maaf di Depan Kamera

Hina Pria Beratribut Wagner, Warga Belarusia Dipaksa Minta Maaf di Depan Kamera

Global
PBB Terus Ingatkan Bahaya Perlombaan Senjata Nuklir Walau Tak Digubris

PBB Terus Ingatkan Bahaya Perlombaan Senjata Nuklir Walau Tak Digubris

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com