JOHANNESBURG, KOMPAS.com - Para pejabat Afrika Selatan menanggapi tuduhan AS terkait kapal Rusia telah mengumpulkan senjata dari pangkalan angkatan laut dekat Cape Town pada akhir tahun lalu.
Menteri Komunikasi Mondli Gungubele, yang memimpin Komite Kontrol Senjata Konvensional Nasional Afrika Selatan, mengatakan negaranya belum menyetujui penguriman senjata ke Rusia pada bulan Desember 2022.
“Kami tidak menyetujui (pengiriman) senjata apa pun untuk Rusia... Itu tidak diketahui atau disetujui oleh kami," ucap Gungubele yang bertanggung jawab untuk pengendalian senjata dan seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan kepada stasiun radio lokal 702.
Sebelumnya, utusan Amerika Serikat untuk Afrika Selatan pada Kamis (11/5/2023) mengaku memiliki keyakinan bahwa sebuah kapal Rusia telah mengambil senjata di Afrika Selatan tahun lalu.
Sebagaimana dikutip dari Reuters, hal itu dianggap melanggar pernyataan sikap netral Pretoria dalam konflik Ukraina.
Penegasan Duta Besar AS untuk Afrika Selatan Reuben Brigety tersebut kemudian diikuti dengan penjualan besar-besaran mata uang rand dan obligasi pemerintah Afrika Selatan, karena para pedagang valuta khawatir Afrika Selatan kini mungkin menghadapi sanksi-sanksi Barat.
Kantor Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada Kamis mengatakan bahwa pemerintahnya akan memulai penyelidikan yang dipimpin seorang pensiunan hakim mengenai tuduhan pengiriman senjata Afrika Selatan ke Rusia.
Baca juga: Mencaci di Depan Makam Orangtua Putin, Wanita Rusia Ditangkap
Pemerintah Afrika Selatan juga sudah memanggil Dubes AS Brigety pada Jumat untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor.
“Kementerian menyatakan ketidaksenangan pemerintah atas perilaku dan pernyataannya (Dubes AS) yang dibuat kemarin," kata sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan.
Sementara itu, pembawa acara radio 702 Clement Manyathela menulis di Twitter, bahwa dalam acara yang dipandunya itu, Gungubele menyatakan apabila senjata tersebut dimuat ke kapal yang menuju Rusia dari Afrika Selatan, hal itu ilegal dan tidak sepatutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.