Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tertawakan Vonis Pelecehan Seksual Sambil Klaim Pemilu AS Curang

Kompas.com - 11/05/2023, 15:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Donald Trump mengaku tidak menyesal dan tetap berpegang teguh pada apa yang dipercayanya di masa lalu. Ini disampaikan mantan presiden itu dengan percaya diri dalam siaran televsi pada Rabu (10/5/2023).

Dalam siaran 70 menit yang kontroversial itu, Trump mengundang tawa dari penonton New Hampshire ketika dia mengejek akun penulis E Jean Carroll terkait tuduhan bahwa Trump telah melecehkannya secara seksual.

Dilansir dari Reuters, Trump juga tak bosan mengulangi kebohongan tentang kekalahannya dalam pemilihan tahun 2020.

Baca juga: Trump Dinyatakan Bertanggung Jawab Lakukan Serangan Seksual terhadap E. Jean Carroll

Dia mengatakan akan mengampuni banyak pendukungnya yang dihukum karena mengambil bagian dalam serangan 6 Januari 2021 di Capitol AS, dan menyebut moderator CNN Kaitlan Collins sebagai "orang jahat".

Menanggapi pertanyaan dari Collins dan anggota audiensi di Saint Anselm College, Trump tidak berusaha untuk menawarkan posisi yang lebih moderat dalam berbagai masalah.

Hal menurut analis politik adalah kunci untuk memperluas daya tariknya ke pendukung Partai Republik yang lebih luas.

Ditanya oleh Collins apakah dia akan mengakui bahwa dia kalah dari Joe Biden pada tahun 2020, Trump menegaskan kembali klaim tidak berdasar bahwa pemilu telah dicurangi, sembari mengesampingkan upayanya untuk memperbaiki catatan tersebut.

"Itu adalah pemilihan yang curang," kata Trump, menambahkan bahwa siapa pun yang berpikir sebaliknya adalah bodoh.

Trump, kandidat terdepan dalam perebutan nominasi Partai Republik, menolak untuk mengungkapkan penyesalan atas serangan mematikan di Capitol AS ketika para pendukungnya berusaha mencegah Kongres meratifikasi hasil pemilu.

Dia mengulangi rencananya untuk mengampuni individu yang terlibat jika pemilih mengembalikannya ke Gedung Putih pada tahun 2024.

Baca juga: Adu Argumen Kasus Pemerkosaan Trump, Pengadilan Segera Beri Putusan

Trump dan Collins sering berbicara satu sama lain dan Collins sering menantang sejumlah klaim palsu mantan presiden.

Stu Rothenberg, seorang analis politik non-partisan, mengatakan kinerja Trump kemungkinan besar merupakan awal dari kampanye 2024-nya.

"Itu adalah Trump klasik. Itu adalah Donald Trump dari tahun 2015 sampai sekarang: Kebohongan Besar, gaya keterlaluan, merendahkan individu, mengejek mereka," kata Rothenberg, editor senior di buletin Inside Elections.

Baca juga: Trump Pertanyakan Logika Tuduhan Pemerkosaan

"Dia tidak berubah, juga tidak akan. Itu adalah gambaran sekilas tentang satu setengah tahun ke depan," ujarnya.

Penonton Partai Republik dan pemilih independen yang berencana untuk memberikan suara di pemilihan pendahuluan Partai Republik umumnya sangat mendukung Trump, memberinya tepuk tangan meriah saat dia naik ke panggung.

New Hampshire adalah negara bagian pencalonan awal yang terbukti kritis dalam upaya Trump untuk memenangkan pemilu November 2024.

Baca juga: Saksi Baru Kasus Pemerkosaan Trump Ungkap Detail Mengejutkan

Beberapa bertepuk tangan ketika dia menggambarkan pidatonya pada 6 Januari dan peristiwa yang menyebabkan kerusuhan Capitol secara positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com