BRUSSEL, KOMPAS.com - PBB sedang berpacu dengan waktu untuk mendapatkan pasokan makanan bagi pengungsi Sudan yang melintasi perbatasan ke Chad sebelum musim hujan dimulai.
Ini terjadi seiring negara-negara tetangga Sudan yang berupaya mengatasi jumlah orang yang melarikan diri dari perang saudara itu.
Lebih dari 110.000 orang sekarang diperkirakan telah menyeberang ke negara lain karena gencatan senjata yang tidak merata gagal menghentikan bentrokan mematikan antara pasukan tentara Sudan dan saingan paramiliter.
Baca juga: Militer Sudan dan RSF Sepakat Gencatan Senjata 7 Hari Mulai Besok
Dilansir dari Guardian, konflik itu sendiri, seperti dilansir dari Guardian, telah menewaskan ratusan orang dan memaksa lebih dari 330.000 orang meninggalkan rumah mereka.
Namun, di wilayah yang menderita kelaparan akut dan sudah menampung populasi pengungsi yang cukup besar dengan dana yang sangat berkurang, para pekerja bantuan memperingatkan bahwa ada pertanyaan serius tentang apa yang menanti para pendatang baru begitu mereka melintasi perbatasan.
Di Chad, di mana lebih dari 30.000 orang telah tiba sejak pertempuran dimulai pada pertengahan April, program bantuan pangan darurat PBB merencanakan kedatangan sebanyak 100.000 pengungsi baru selama beberapa minggu dan bulan mendatang.
Tetapi musim hujan yang akan datang mengancam untuk membatasi daerah perbatasan yang terpencil.
Ini berarti stok makanan harus ditempatkan di lokasi strategis, seperti di kamp pengungsi Farchana di timur, kata Pierre Honnorat, juru bicara Chad untuk Program Pangan Dunia.
“Hujan akan datang … dan dalam enam sampai delapan minggu jalan-jalan akan sulit dilalui. Karena itu, ini adalah perlombaan, ”katanya.
Ini juga hanya beberapa minggu hingga dimulainya musim paceklik di antara panen, yang diperkirakan akan menyebabkan sekitar 1,9 juta orang sangat tidak aman pangan.
Baca juga: PBB Peringatkan Risiko Eksodus 800.000 Warga Sudan
Chad, yang menampung 580.000 pengungsi dari berbagai negara sebelum konflik terbaru ini, menempati urutan kedua dari terakhir dalam Indeks Pembangunan Manusia (HDI) PBB.
Terakhir adalah Sudan Selatan, di mana hampir 30.000 orang telah tiba dalam beberapa pekan terakhir.
Kebanyakan dari mereka kembali ke negara yang mereka tinggalkan selama perang saudara yang brutal. Republik Afrika Tengah, yang telah menerima sekitar 6.000 pengungsi, adalah negara terbelakang keempat di dunia.
Baca juga: Yang Ditakutkan jika Pertempuran di Sudan Tak Dihentikan Lebih Awal
Matthew Saltmarsh, juru bicara badan pengungsi PBB, UNHCR, memperingatkan minggu ini bahwa operasi kemanusiaan di negara-negara tetangga Sudan sudah sangat kekurangan dana dan membutuhkan komunitas internasional untuk mengumpulkan uang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.