Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2023, 20:05 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saya mencoba menaiki “narco-sub” atau kapal selam narkoba pertama yang diketahui membawa kokain dari Amerika Selatan menuju Eropa.

Panjangnya mencapai 20 meter, terbuat dari fiberglass, dan merupakan rakitan rumahan.

Setelah memanjat ke atasnya, saya mengangkat penutup lubang pintu masuknya, dan turun ke lambung kapal, di tempat tiga laki-laki bertahan selama 27 hari, berlayar melintasi Samudra Atlantik tepat di bawah permukaan ombak.

Baca juga: 3.000 Tahun Lalu, Orang Purba Sudah Pakai Narkoba

Kapal selam itu sempit, sesak, dan sangat primitif.

Sinar matahari menyelinap dari retakan-retakan samar di dindingnya. Terdapat sebuah setir, alat navigasi dasar, dan kunci berkarat yang masih terpasang.

Dengan kondisi seperti itu, bisa dimaklumi jika seorang nakhoda melihat kapal tersebut dan menganggapnya sebagai jebakan maut.

Begitu mesin di bagian belakang kapal selam menyala, membakar 20.000 liter bahan bakar yang tersimpan di dalamnya, kebisingan dan hawa panasnya pun menjadi intens.

Awaknya adalah dua orang sepupu asal Ekuador serta seorang mantan petinju Spanyol, yang berangkat dari hutan hujan tropis di Brasil dan baru pertama kali menempuh perjalanan di sepanjang Sungai Amazon.

Mereka membawa persediaan makanan berupa energy bar, sarden kalengan, serta kantong plastik yang mereka gunakan untuk buang air.

Hanya itu yang mereka bawa. Selebihnya, tentu saja, tiga ton kokain dengan nilai lebih dari 150 juta dollar AS (Rp 2,2 triliun).

Namun ini bukanlah misi rahasia yang menguntungkan dan bisa mereka selesaikan dengan rapi.

Pada akhir 2019, perjalanan kapal selam itu terlacak oleh lembaga-lembaga penegak hukum, termasuk National Crime Agency (NCA) Inggris.

Setelah menenggelamkan kapal mereka di dekat pantai Galicia karena menghadapi masalah, mereka pun ditangkap dan dipenjara.

Kapal selam ini, sebagai potongan sejarah dari perang melawan perdagangan narkoba internasional, kini terpajang di tempat parkir di akademi kepolisian Spanyol di Ávila.

Namun, itu bukanlah sebuah peninggalan yang membusuk dari pertempuran masa lalu, melainkan sebuah simbol dari fenomena yang justru berkembang secara diam-diam.

Baru bulan lalu, kapal selam lainnya ditemukan di lepas pantai Spanyol, lagi-lagi di wilayah Galicia.

“Selama lebih dari 20 tahun para penyelundup menggunakan kapal selam untuk mencapai Afrika dan Eropa, tetapi dua kapal ini adalah yang pertama kami tangkap,” kata Antonio Martinez Duarte, Kepala Komisaris Brigade Narkoba di Kepolisian Nasional Spanyol.

"Mereka sangat sulit dideteksi," akunya.

Baca juga: Diam-diam Lintasi Selat Hormuz, Kapal Selam AS Dipaksa Iran Muncul ke Permukaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com