Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panel PBB Kecam Ujaran Kebencian Rusia terhadap Warga Ukraina

Kompas.com - 29/04/2023, 11:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Badan pengawas PBB, Jumat (28/4/2023), mengecam Rusia atas ujaran kebencian rasialis yang meluas yang menargetkan warga Ukraina dan mengatakan etnis minoritas secara tidak proporsional diwajibkan untuk bertempur dalam perang Rusia di Ukraina.

Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial (United Nations Committee on the Elimination of Racial Discrimination/CERD) mengatakan sangat prihatin dengan hasutan kebencian ras dan penyebaran stereotip rasis terhadap etnis Ukraina oleh Rusia.

Ujaran kebencian ini tersebar luas di radio dan televisi milik negara, di internet dan media sosial, serta oleh tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah, kata komite itu.

Baca juga: India dan Rusia Makin Mesra di Tengah Kecaman Barat, Perkuat Kemitraan Pertahanan

Komite itu juga menyesalkan kurangnya informasi tentang investigasi, penuntutan, hukuman, dan sanksi terhadap tindakan semacam itu.

Komite juga meminta Moskwa mengambil langkah-langkah untuk memerangi ujaran kebencian rasialias.

Temuan-temuan tersebut merupakan salah satu kesimpulan dari tinjauan oleh 18 ahli independen yang secara berkala meninjau bagaimana negara-negara mematuhi konvensi internasional tentang penghapusan diskriminasi ras.

Komite tersebut juga menyatakan keprihatinan yang mendalam atas laporan-laporan mobilisasi paksa dan wajib militer, baik di Rusia maupun di wilayah lain yang secara efektif di bawah kendalinya, untuk berperang di Ukraina setelah invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.

Baca juga: Warga Ukraina di Wilayah yang Dicaplok Rusia Terancam Dideportasi, jika...

CERD memperingatkan bahwa praktik-praktik itu secara tidak proporsional memengaruhi anggota etnis minoritas, termasuk masyarakat adat.

Para ahli meminta Moskwa untuk “mengakhiri praktik mobilisasi paksa dan wajib militer bagi warga Tatar di Crimea serta masyarakat adat semenanjung itu dalam konflik bersenjata yang sedang berlangsung dengan Ukraina.

Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul Panel PBB Kecam ‘Ujaran Kebencian’ Rusia Terhadap Warga Ukraina.

Baca juga: Mengapa China Mencoba Menengahi Perang Rusia-Ukraina?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com