Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2023, 08:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

ANKARA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengadakan pembicaraan melalui sambungan telepon pada Kamis (27/4/2023).

Pembicaraan tersebut terjadi sesaat sebelum keduanya mengikuti upacara peresmian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama Turkiye, PLTN Akkuyu, di Provinsi Mersin.

Dilansir dari Al Jazeera, PLTN Akkuyu dibangun oleh badan usaha milik negara (BUMN) Rusia yang bergerak di bidang energi nuklir, Rosatom.

Baca juga: Erdogan: Turkiye Tak Tinggal Diam jika Israel Ubah Status Quo Al-Aqsa

Dalam pembicaraan via telepon, Erdogan berterima kasih kepada Putin karena Rusia mau membantu membangun PLTN di Turkiye.

Selain menyinggung mengenai PLTN, Erdogan dan Putin juga membahas inisiatif gandum Laut Hitam dan situasi di Ukraina.

Putin mengatakan mereka setuju untuk memperdalam kerja sama ekonomi, perdagangan, dan pertanian.

Dia mengatakan, Rusia dan Turkiye sedang mengerjakan inisiatif untuk mengirim tepung yang terbuat dari gandum Rusia ke negara-negara yang membutuhkannya.

Baca juga: Presiden Finlandia Akan Temui Erdogan untuk Bahas Keanggotaan NATO

Setelah melakukan pembicaraan via telepon, Erdogan dan Putin secara virtual ikut menghadiri upacara peresmian dengan loading pertama bahan bakar nuklir ke reaktor pertama PLTN Akkuyu.

Proyek PLTN tersebut nilainya mencapai 20 miliar dollar AS dengan empat reaktor berkapasitas daya terpasang total 4.800 megawatt (MW).

“Kami berencana untuk menyelesaikan peluncuran fisik (pembangkit) tahun depan agar dapat menghasilkan listrik secara stabil mulai 2025, seperti yang telah kami sepakati,” kata Andrei Likhachev, kepala Rosatom.

Baca juga: Penyintas Gempa Turkiye Pikir Ulang Pilih Erdogan pada Pilpres

Turkiye berharap PLTN Akkuyu akan mengurangi ketergantungan negara tersebut terhadap impor bahan bakar fosil.

Al Jazeera melaporkan, pembangunan PLTN Akkuyu menjadi cukup terhambat akibat sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

“Ya, kami memiliki masalah logistik tertentu,” kata Direktur PLTN Akkuyu Sergei Butskikh kepada wartawan menjelang peluncuran.

“Jalur transportasi semakin panjang. Tidak semua perusahaan pelayaran dapat bekerja sama dengan kami. Jadi di sini ya, kami merasakan sanksinya,” imbuh Butskikh.

Baca juga: Erdogan Minta Maaf atas Lambatnya Penanganan Gempa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Al Jazeera

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bom Bunuh Diri dalam Peringatan Maulid Nabi di Pakistan Tewaskan 52 Orang

Bom Bunuh Diri dalam Peringatan Maulid Nabi di Pakistan Tewaskan 52 Orang

Global
AS Bongkar Praktik Manipulasi Media Global di China

AS Bongkar Praktik Manipulasi Media Global di China

Global
Rangkuman Hari Ke-582 Serangan Rusia ke Ukraina: Hujan 39 Drone Rusia | Polandia Jawab Teka-teki Asal Rudal

Rangkuman Hari Ke-582 Serangan Rusia ke Ukraina: Hujan 39 Drone Rusia | Polandia Jawab Teka-teki Asal Rudal

Global
Penjaga Taman Safari di Jepang Tewas Diserang Singa

Penjaga Taman Safari di Jepang Tewas Diserang Singa

Global
400 Anjing Laut dan Singa Laut Mati akibat Flu Burung di Uruguay

400 Anjing Laut dan Singa Laut Mati akibat Flu Burung di Uruguay

Global
Sungai Amazon Mengering, Ikan-ikan Mati, Penduduk Terancam Kesulitan Pangan

Sungai Amazon Mengering, Ikan-ikan Mati, Penduduk Terancam Kesulitan Pangan

Global
Pembuangan Limbah PLTN Fukushima Tahap 2 Akan Dimulai Pekan Depan

Pembuangan Limbah PLTN Fukushima Tahap 2 Akan Dimulai Pekan Depan

Global
Pohon Sycamore Gap yang Ikonis di Inggris Ditebang, Picu Kesedihan Luas, Remaja Ditangkap

Pohon Sycamore Gap yang Ikonis di Inggris Ditebang, Picu Kesedihan Luas, Remaja Ditangkap

Global
Cerita Saksi Mata Tragedi Kebakaran Pesta Pernikahan di Irak yang Tewaskan 115 Orang

Cerita Saksi Mata Tragedi Kebakaran Pesta Pernikahan di Irak yang Tewaskan 115 Orang

Global
Ribuan Perempuan Argentina Unjuk Rasa Bela Aborsi

Ribuan Perempuan Argentina Unjuk Rasa Bela Aborsi

Global
Heboh Penembakan di Rotterdam, 3 Orang Tewas, Pelaku Kenakan Pakaian Tempur

Heboh Penembakan di Rotterdam, 3 Orang Tewas, Pelaku Kenakan Pakaian Tempur

Global
[POPULER GLOBAL] Domba Yunani Santap Ganja | Nasib Travis King Terbaru

[POPULER GLOBAL] Domba Yunani Santap Ganja | Nasib Travis King Terbaru

Global
 Pria Kanada Mukbang 50 Cabai Terpedas di Dunia Kurang dari 7 Menit

Pria Kanada Mukbang 50 Cabai Terpedas di Dunia Kurang dari 7 Menit

Global
Jual Rumah Tua, Agen Pemasaran Malah Pasang Tulisan 'Mungkin Berhantu' di Depan Rumah

Jual Rumah Tua, Agen Pemasaran Malah Pasang Tulisan "Mungkin Berhantu" di Depan Rumah

Global
Saat Domba-domba di Yunani Tak Sengaja Menyantap Daun Ganja Lalu Melompat Liar...

Saat Domba-domba di Yunani Tak Sengaja Menyantap Daun Ganja Lalu Melompat Liar...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com