MOSKWA, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut bahwa Uni Eropa (UE) menjelma menjadi organisasi militeristik dan bertujuan untuk membendung Moskwa.
Lavrov mengatakan dalam konferensi pers, sebagaimana dilansir Miami Herald pada Selasa (25/4/2023), bahwa saat ini UE hanya memiliki sedikit perbedaan dengan NATO.
Dia menambahkan, organisasi politik dan ekonomi tersebut baru-baru ini menandatangani sebuah deklarasi yang menurutnya berisi kesepakatan bahwa NATO akan memastikan keamanan UE.
Deklarasi yang disinggung Lavrov tampaknya merujuk pada perjanjian UE-NATO yang ditandatangani pada 19 Januari tentang “kemitraan strategis” kedua belah pihak.
Perjanjian tersebut menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai ancaman paling buruk bagi keamanan Eropa dan Atlantik dalam beberapa dekade terakhir.
Perjanjian UE-NATO menyebutkan bahwa saat ini adalah titik kunci bagi keamanan dan stabilitas Eropa serta Atlantik.
Deklarasi tersebut juga mendesak kerja sama UE-NATO yang lebih erat untuk menghadapi ancaman keamanan yang berkembang yang akan berkontribusi untuk memperkuat keamanan di Eropa dan sekitarnya.
Baca juga: AS dan NATO Waspadai Penggunaan Nuklir Taktis Rusia dalam Perang Ukraina
Deklarasi juga mendorong keterlibatan sepenuhnya dari anggota NATO yang bukan anggota UE serta anggota UE yang bukan bagian dari NATO.
Akan tetapi, deklarasi tersebut tidak secara gamblang menyatakan bahwa NATO akan memastikan keamanan UE.
Di satu sisi, sejak Rusia menginvasi Ukraina, Finlandia dan Swedia berubah haluan dari negara netral menjadi negara yang mendaftar untuk menjadi anggota NATO.
Finlandia sudah resmi diterima menjadi anggota NATO beberapa pekan lalu. Sedangkan Swedia masih terganjal restu dari Turkiye.
Lavrov ditanya apakah perang di Ukraina adalah salah perhitungan Rusia karena justru semakin menambah daftar negara yang ingin bergabung menjadi NATO.
Baca juga: Rakyat Molodva Ogah Negaranya Gabung NATO
Dia menjawab, “NATO tidak pernah berniat untuk berhenti.”
Lavrov mengatakan, dalam beberapa kesempatan Rusia dijanjikan bahwa NATO tidak akan berekspansi. Namun, kata Lavrov, janji-janji itu omong kosong belaka.
“Penilaian yang tidak memihak yang dibuat oleh para ilmuwan politik kami dan juga orang-orang di luar negeri adalah bahwa NATO berusaha untuk menghancurkan Rusia," ujar Lavrov.
Dia menuturkan, upaya NATO untuk menghancurkan Rusia tersebut justru membuat Moskwa semakin kuat.
“Jadi, mari kita tidak membuat kesimpulan tergesa-gesa sekarang tentang apa yang akan menjadi akhir dari semua ini,” kata Lavrov.
Baca juga: Kremlin Kritik NATO Soal Pengerahan Nuklir Taktis ke Belarus: Merekalah yang Ekspansi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.