SANAA, KOMPAS.com - Sedikitnya 85 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka saat penyerahan uang Ramadan di Yaman pada Kamis (20/4/2023) dini hari.
Tiga orang ditahan karena penyerbuan di Sanaa, ibu kota yang dikuasai pemberontak, setelah kerumunan besar berkumpul di sebuah sekolah untuk menerima hadiah 5.000 real (8 dollar AS) untuk akhir Ramadhan.
Lusinan aktivis, pengacara, dan jurnalis Yaman menuntut penyelidikan independen dan menyeluruh atas insiden mematikan itu.
Baca juga: Kericuhan di Acara Amal Yaman Tewaskan 79 Orang, 100 Korban Luka-luka
Dilansir dari Arab News, utusan dunia untuk negara itu, organisasi bantuan, dan kelompok hak asasi menyatakan keterkejutannya dan menyampaikan belasungkawa.
Warga Yaman menulis petisi online yang menuntut agar Houthi yang didukung Iran memasukkan kelompok hak asasi lokal dan pengacara dalam penyelidikan independen.
Mereka juga dituntut membayar pegawai publik di area yang mereka kendalikan, dan menghentikan pelecehan terhadap badan amal dan pedagang lokal yang menyumbang kepada orang miskin.
“Kami menuntut pembentukan komite investigasi yang adil dan tidak memihak, dengan partisipasi masyarakat, terdiri dari perwakilan dari asosiasi pengacara dan organisasi hak asasi manusia, untuk menyelidiki insiden ini dan menegakkan hukum,” kata para aktivis Yaman dalam surat mereka.
“Demikian juga, kami mengutuk keras mencegah pedagang membagikan sedekah kepada yang miskin dan tidak berdaya," tambahnya.
Houthi mengatakan bahwa pemimpin mereka, Mahdi Al-Mashat, memerintahkan pembentukan komite investigasi.
Sementara pejabat Houthi lainnya menyalahkan lawan mereka karena memaksakan "blokade" serta penolakan pedagang untuk bekerja sama dengan otoritas keamanan milisi.
Baca juga: Dapat Momentum Damai, Delegasi Arab Saudi dan Oman Temui Pemberontak Houthi di Yaman
Namun, orang Yaman menuduh Houthi menyebabkan tragedi tersebut dengan gagal membayar ribuan pegawai publik.
Houthi dituduh menghambur-hamburkan pendapatan negara, dan bahkan melecehkan pedagang lokal dan organisasi amal yang membantu orang miskin.
“Orang-orang meninggal karena Anda tidak membayar gaji mereka,” kata Khaled Al-Ruwaishan, mantan menteri kebudayaan Yaman dan seorang penulis vokal yang berbasis di Sanaa.
Baca juga: AS Kembalikan 77 Barang Antik Jarahan ke Yaman
Menteri Penerangan Yaman Muammar Al-Eryani menyebut penyerbuan itu sebagai pembantaian dan menuduh Houthi memicu kemiskinan di Yaman.
Aksi Houthi meliputi menjarah pendapatan negara, menolak membayar pegawai sektor publik, melecehkan perwakilan sektor swasta dan menghalangi distribusi bantuan kemanusiaan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.