Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2023, 19:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Arab News

 SANAA, KOMPAS.com - Sedikitnya 85 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka saat penyerahan uang Ramadan di Yaman pada Kamis (20/4/2023) dini hari.

Tiga orang ditahan karena penyerbuan di Sanaa, ibu kota yang dikuasai pemberontak, setelah kerumunan besar berkumpul di sebuah sekolah untuk menerima hadiah 5.000 real (8 dollar AS) untuk akhir Ramadhan.

Lusinan aktivis, pengacara, dan jurnalis Yaman menuntut penyelidikan independen dan menyeluruh atas insiden mematikan itu.

Baca juga: Kericuhan di Acara Amal Yaman Tewaskan 79 Orang, 100 Korban Luka-luka

Dilansir dari Arab News, utusan dunia untuk negara itu, organisasi bantuan, dan kelompok hak asasi menyatakan keterkejutannya dan menyampaikan belasungkawa.

Warga Yaman menulis petisi online yang menuntut agar Houthi yang didukung Iran memasukkan kelompok hak asasi lokal dan pengacara dalam penyelidikan independen.

Mereka juga dituntut membayar pegawai publik di area yang mereka kendalikan, dan menghentikan pelecehan terhadap badan amal dan pedagang lokal yang menyumbang kepada orang miskin.

“Kami menuntut pembentukan komite investigasi yang adil dan tidak memihak, dengan partisipasi masyarakat, terdiri dari perwakilan dari asosiasi pengacara dan organisasi hak asasi manusia, untuk menyelidiki insiden ini dan menegakkan hukum,” kata para aktivis Yaman dalam surat mereka.

“Demikian juga, kami mengutuk keras mencegah pedagang membagikan sedekah kepada yang miskin dan tidak berdaya," tambahnya.

Houthi mengatakan bahwa pemimpin mereka, Mahdi Al-Mashat, memerintahkan pembentukan komite investigasi.

Sementara pejabat Houthi lainnya menyalahkan lawan mereka karena memaksakan "blokade" serta penolakan pedagang untuk bekerja sama dengan otoritas keamanan milisi.

Baca juga: Dapat Momentum Damai, Delegasi Arab Saudi dan Oman Temui Pemberontak Houthi di Yaman

Namun, orang Yaman menuduh Houthi menyebabkan tragedi tersebut dengan gagal membayar ribuan pegawai publik.

Houthi dituduh menghambur-hamburkan pendapatan negara, dan bahkan melecehkan pedagang lokal dan organisasi amal yang membantu orang miskin.

“Orang-orang meninggal karena Anda tidak membayar gaji mereka,” kata Khaled Al-Ruwaishan, mantan menteri kebudayaan Yaman dan seorang penulis vokal yang berbasis di Sanaa.

Baca juga: AS Kembalikan 77 Barang Antik Jarahan ke Yaman

Menteri Penerangan Yaman Muammar Al-Eryani menyebut penyerbuan itu sebagai pembantaian dan menuduh Houthi memicu kemiskinan di Yaman.

Aksi Houthi meliputi menjarah pendapatan negara, menolak membayar pegawai sektor publik, melecehkan perwakilan sektor swasta dan menghalangi distribusi bantuan kemanusiaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Arab News

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Di Balik Batalnya 'Government Shutdown' di AS...

Di Balik Batalnya "Government Shutdown" di AS...

Global
Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya 'Government Shutdown'

Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya "Government Shutdown"

Global
Ponselnya Ketinggalan, 2 Pencuri Ini Balik ke Toko lalu Ditangkap Polisi

Ponselnya Ketinggalan, 2 Pencuri Ini Balik ke Toko lalu Ditangkap Polisi

Global
Drone Ukraina Serang Belgorod, Bryansk, Smolensk, dan Krasnodar di Rusia

Drone Ukraina Serang Belgorod, Bryansk, Smolensk, dan Krasnodar di Rusia

Global
Ledakan Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Turkiye, 2 Polisi Luka-luka

Ledakan Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Turkiye, 2 Polisi Luka-luka

Global
Azerbaijan Klaim Tentaranya Tewas Ditembak Sniper Armenia

Azerbaijan Klaim Tentaranya Tewas Ditembak Sniper Armenia

Global
Parlemen AS Batal Tutup, Biden Minta Kongres Segera Setujui Bantuan ke Ukraina

Parlemen AS Batal Tutup, Biden Minta Kongres Segera Setujui Bantuan ke Ukraina

Global
Banjir Telah Surut, Tapi Kemarahan Warga New York Belum Mereda

Banjir Telah Surut, Tapi Kemarahan Warga New York Belum Mereda

Global
Topi Moonwalk Ikonik Michael Jackson Akan Dilelang Hingga Rp 1,6 Miliar

Topi Moonwalk Ikonik Michael Jackson Akan Dilelang Hingga Rp 1,6 Miliar

Global
Apple Identifikasi Penyebab Panas Berlebih pada iPhone 15

Apple Identifikasi Penyebab Panas Berlebih pada iPhone 15

Global
China: AS Adalah Kekaisaran Kebohongan yang Sesungguhnya

China: AS Adalah Kekaisaran Kebohongan yang Sesungguhnya

Global
Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: Korban Tewas Jadi 59, Ada Dugaan Keterlibatan Intelijen India

Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: Korban Tewas Jadi 59, Ada Dugaan Keterlibatan Intelijen India

Global
Rangkuman Hari ke-584 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Sapa Penduduk Daerah Aneksasi | Ukraina Hancurkan 30 Drone Rusia

Rangkuman Hari ke-584 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Sapa Penduduk Daerah Aneksasi | Ukraina Hancurkan 30 Drone Rusia

Global
[UNIK GLOBAL] Lansia Timbun 3 Ton Sampah di Rumah Selama 3 Tahun | Domba Yunani Santap Ganja

[UNIK GLOBAL] Lansia Timbun 3 Ton Sampah di Rumah Selama 3 Tahun | Domba Yunani Santap Ganja

Global
Stres Ujian, Banyak Siswa di India Bunuh Diri

Stres Ujian, Banyak Siswa di India Bunuh Diri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com