ABU DHABI, KOMPAS.com – Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva kembali mengusulkan pembentukan kelompok pendamai konflik Rusia-Ukraina yang terdiri atas sejumlah negara yang tidak terlibat dalam perang.
Hal tersebut disampaikan Lula pada Minggu (16/4/2023) kepada wartawan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), tempat terakhirnya dalam safari di Asia.
Lula menyampaikan, dirinya telah membahas mengenai kelompok pendamai dengan Presiden China Xi Jinping awal pekan ini, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Bos Grup Wagner Sebut Tujuan Rusia Telah Tercapai: Saatnya Akhiri Perang di Ukraina
“Saya pikir kita perlu duduk di meja dan berkata, ‘sudah cukup, mari kita mulai bicara’ karena perang tidak pernah membawa dan tidak akan pernah membawa manfaat apa pun bagi umat manusia,” kata Lula.
Dia juga mengkritik Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) atas keterlibatan keduanya dalam perang Rusia-Ukraina.
Lula mengatakan, dia sedang berusaha mengumpulkan beberapa pemimpin negara yang lebih suka berbicara mengenai perdamaian daripada perang.
Lula mengutip Xi dan Presiden UEA Syekh Mohamed bin Zayed Al Nahyan yang keduanya dia temui minggu ini.
Baca juga: Polandia dan Hongaria Larang Impor Biji-bijian dari Ukraina
Dia mengutarakan, kelompok pendamai haris berisi negara-negara yang tidak mendorong terciptanya perang.
Lula menambahkan bahwa selain itu, negara-negara yang memasok senjata juga harus diyakinkan untuk berhenti melakukannya.
Sejauh ini, AS dan UE telah memberi Ukraina berbagai senjata dan dukungan lain sejak Rusia melancarkan invasinya pada 24 Februari 2022.
Awal tahun ini, Jerman dilaporkan meminta Brasil untuk memasok senjata juga. Akan tetapi, Lula menolaknya.
Baca juga: Ukraina Tunggu Bantuan Senjata AS Cegah Serangan Terbaru Rusia
Lula mengulangi bahwa keputusan untuk memulai perang “dibuat oleh dua negara”, tampaknya juga menyalahkan Ukraina.
Dia menambahkan bahwa mengakhiri perang Rusia-Ukraina akan lebih sulit karena lebih banyak negara perlu dibujuk.
“Kami mencoba untuk membentuk sekelompok negara yang tidak memiliki keterlibatan dalam perang untuk berbicara dengan Rusia dan Ukraina, tetapi juga AS dan UE, untuk meyakinkan bahwa perdamaian adalah cara terbaik untuk membangun proses pembicaraan,” kata Lulla.
Lula sudah menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky awal tahun ini. Pada Senin (15/4/2023), pemerintahannya akan menjamu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Brasilia.
Baca juga: Perang Ukraina Terkini: Rusia Klaim Rebut Utara dan Selatan Bakhmut
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.